Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evolusi
kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau
akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke
waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat
berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan
intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Masa
dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah
(masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan)
dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan). Data-data
tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang
digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan
tertulis untuk dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan
satu penemuan revolusioner yang jenius. Bermula dari penciptaan
properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah, ukuran
barang, dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti
simbol yang mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang
bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian, hubungan antara
mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan konsep.
1.2 Rumusan Masalah
(1) Hakikat Budaya dan Peradaban;
(2) Evolusi Budaya;
(3) Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab;
(4) Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya.
1.3 Tujuan
(1) Mengetahui Hakikat Budaya dan Peradaban;
(2) Mengetahui Evolusi Budaya;
(3) Mengetahui Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab;
(4) Mengatahui Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Budaya dan Peradaban
2.1.1 Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
2.1.2 Hakikat Peradaban
Peradaban berasal dari kata adab (Civilization) yang artinya sopan, budi pekerti, luhur, peradaban sangat erat hubungannya dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya merupakan hasil cipta, ras, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berikut ini definisi peradapan Huntington (2001). Yaitu menyebutkan peradaban (Civilization)
tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Dalam artian yang sama,
peradaban dapat berarti “perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa”.
Dalam sebuah peradapan pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor
yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradapan. Ketiga faktor tersebut
adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).
KOETJARANINGGRAT(1990) juga memberi penjelasannya sebagai berikut disamping istilah kebudayaan ada pula istilah peradapan. Civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah, misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Selain dari kemajuan teknologi yang dimiliki sebuah bangsa, peradaban ditentukan pula oleh tingkat pendidikan. Salah satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya, yang dalam bahasa Inggris disebut cultured. Orang yang cultured adalah juga yang lettered, artinya melek huruf. Namun, pengertian lettered dalam hal ini tidak sekadar bisa membaca dan menulis hal yang sederhana. Orang yang sekadar bisa membaca karangan yang sederhana dan memahami kesenian yang tidak kompleks dianggap unlettered. Akibatnya, pembaca sastra dan peminat seni picisan dianggap uncultured. Orang yang cultured adalah yang mampu menghayati dan memahami hasil kebudayaan adiluhung, yang hanya bisa didapatkan dengan pendidikan yang tarafnya tinggi. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang terdidik. Akan tetapi, bangsa yang berbudaya belum tentu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
KOETJARANINGGRAT(1990) juga memberi penjelasannya sebagai berikut disamping istilah kebudayaan ada pula istilah peradapan. Civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah, misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Selain dari kemajuan teknologi yang dimiliki sebuah bangsa, peradaban ditentukan pula oleh tingkat pendidikan. Salah satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya, yang dalam bahasa Inggris disebut cultured. Orang yang cultured adalah juga yang lettered, artinya melek huruf. Namun, pengertian lettered dalam hal ini tidak sekadar bisa membaca dan menulis hal yang sederhana. Orang yang sekadar bisa membaca karangan yang sederhana dan memahami kesenian yang tidak kompleks dianggap unlettered. Akibatnya, pembaca sastra dan peminat seni picisan dianggap uncultured. Orang yang cultured adalah yang mampu menghayati dan memahami hasil kebudayaan adiluhung, yang hanya bisa didapatkan dengan pendidikan yang tarafnya tinggi. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang terdidik. Akan tetapi, bangsa yang berbudaya belum tentu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
2.2 Evolusi Budaya
Berbicara tentang evolusi manusia, kita tidak cukup berbicara mengenai evolusi biologis saja. Manusia bukan hanya makhluk biologis, tetapi juga sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia mengalami evolusi lain, yaitu evolusi kultur atau budaya. Manusia mempunyai tata cara hidup, kebiasaan dan norma dan aspek-aspek kultural lainnya yang senantiasa berubah dan menjadi kompleks dari waktu ke waktu. Suatu bentuk evolusi lain yang menjadikannya sebagai makhluk hidup yang paling dominan dan adaptif terhadap lingkungannya saat ini.
Evolusi adalah perubahan bentuk secara perlahan-lahan; perubahan yang terjadi secara bertahap; perubahan yang lambat, pelan, dan bertahap. Evolusi budaya merupakan suatu proses evolusi yang terjadi hingga saat ini. Kita bisa mengamati bagaimana fakta akan evolusi tersebut dalam banyak hal, seperti dalam bahasa, gaya hidup hingga ke dinamika dalam sistem ekonomi. Pertanyaannya apakah prinsip-prinsip dalam evolusi hayati juga berlaku dalam evolusi kultur atau sosial? Untuk menjawab itu, seorang biolog Robert Boyd (2005), mengajukan beberapa proposisi terkait dengan evolusi budaya diantaranya:
- Budaya merupakan informasi yang didapatkan oleh suatu individu dari orang lain melalui pengajaran, imitasi atau bentuk pembelajaran sosial lainnya.
- Perubahan budaya haruslah dimodelkan sebagai suatu proses Evolusi Darwinian.
- Budaya merupakan sebahagian dari evolusi biologis.
- Evolusi budaya membuat evolusi manusia menjadi berbeda dengan evolusi makhluk hidup lainnya.
- Gen dan budaya berevolusi.
2.3 Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Beradab artinya
sopan. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu
memiliki potensi untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti
yang luhur. Sopan, berakhlak, berbudi pekerti yang luhur menunjuk pada
perilaku manusia. Orang yang beradab adalah orang yang berkesopanan,
berakhlak, dan berbudi pekerti luhur dalam perilaku, termasuk pula dalam
gagasan-gagasannya. Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa
menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan
manusia yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya
sebagai manusia (monopluralis secara optimal). Kebalikannya adalah
manusia yang biadab atau dikenal dengan istilah barbar. Secara sempit,
orang yang biadab
diartikan sebagai orang yang perilakunya tidak sopan, tidak berakhlak,
dan tidak memiliki budi pekerti yang mulia. Orang yang biadab juga tidak
mampu menyeimbangkan antara cipta, rasa, dan karsanya sebagai manusia.
Misalnya, kemampuan cipta manusia dalam membuat senjata digunakan untuk
saling membunuh antarsesama.
Pada
hakikatnya, manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugerahi
harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Namun, dalam
perkembangannya manusia bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena
tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang dimilikinya.
Manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaannya sendiri.
Manusia sebagai makhluk sosial membentuk persekutuan-persekutuan hidup,
yaitu masyarakat. Manusia beradab pastilah berkeinginan membentuk
masyarakat yang beradab. Terbentuklah masyarakat beradab atau berkeadaban.
Masyarakat
adab pada dasarnya merupakan keinginan yang tulus dari manusia sebagai
makhluk yang beradab. Namun, sebagaimana halnya dengan individu,
masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu bisa saling bertengkar,
saling bertikai, bahkan saling membunuh antarkelompok masyarakat. Bukti
bahwa perang yang sampai saat ini banyak terjadi di berbagai belahan
dunia, menunjukkan bahwa cita-cita masyarakat adab harus senantiasa
diperjuangkan, dipertahankan, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya.
Peradaban
tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya
fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Peradaban tidak hanya
menunjuk pada wujud benda hasil budaya, tetapi juga wujud gagasan dan
perilaku manusia. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari hasil budidaya
manusia, baik cipta, karsa dan rasa.
2.4 Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Proses evolusi budaya dan wujud peradabaan dalam kehidupan sosial budaya diantaranya:
Proses evolusi sosial budaya yang dapat di pandang dalam dinamika
kehidupan sehari-hari, dalam tiap masyarakat di Dunia. Proses-proses ini
disebut proses berulang atau Recurrent Processes.
Proses evolusi sosial budaya yangt dipandang seolah-olah dari jauh hanya akan menampakkan kepada peneliti perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Proses ini di sebut proses-proses menentukan arah atau Directional Processes.
Proses evolusi sosial budaya yangt dipandang seolah-olah dari jauh hanya akan menampakkan kepada peneliti perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Proses ini di sebut proses-proses menentukan arah atau Directional Processes.
Masa
dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah
(masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan)
dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan). Data-data
tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang
digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan
tertulis untuk dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan
satu penemuan revolusioner yang genius. Bermula dari penciptaan
properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah, ukuran
barang, dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti
simbol yang mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang
bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian, hubungan antara
mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan konsep. Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu:
a.
Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya
untuk mengangkat barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda
disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti saat ini.
b.
Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan
pikiran seseorang kepada orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai
representasi dan bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa
prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis. Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:
Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua
(paleolitikum), zaman batu tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu
baru (Neolitikum)
Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:
Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:
a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana
(tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
b. Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
c. Masa kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.
Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya.
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi menjadi empat masa, yaitu:
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi menjadi empat masa, yaitu:
1. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 masehi.
2. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengann akhir abad ke-19.
4. Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai sekarang.
Peradaban
tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang
telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang
dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi,
evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban
merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut,
yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol,
meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas
yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil
budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx)
yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang
memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina
Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi
tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban
kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai
tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban
bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman
perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni
tulang perunggu dan tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman
prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal
teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan
yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai
menetap. Di
Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum
masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan
berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi
tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu. Membuat peralatan
dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan logam
disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa
contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara, bejana perunggu.
Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Peradaban
bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang setelah datangnya pengaruh
Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha
membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa
sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di
Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng
ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta.
Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh
dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini
dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa
kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh
Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama
Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat
akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil atau produk dari kebudayaan inilah yang disebut peradaban. Hasil perkembangan suatu budaya yang telah mencapai tingkat yang tinggi maka dapat dikatakan telah mencapai peradaban yang tinggi. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa dipengaruhi oleh teknologi, ilmu pengetahuan, dan tingkat pendidikan.
Manusia mampu
menghasilkan produk kebudayaan yang bernilai tinggi menunjukkan bahwa
manusia memanglah merupakan makhluk yang memiliki kecerdasan,
keberadaban, dan memiliki kemauan yang kuat. Karena hal inilah manusia
disebut makhluk beradab. Manusia sebagai makhluk beradab juga berlaku
sebagai makhluk sosial yang mampu menciptakan suatu masyarakat beradab.
Dalam perkembangannya masyarakat beradab lebih dikenal dengan civil society yang
merupakan kehidupan sosial yang terorganisasi yang bercirikan
kesukarelaan, keswasembadaan, keswadayaan, kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan negara, dan keterkaitan dengan norma atau nilai hukum
yang diikuti oleh warganya.
3.2 Saran
Sebagai bangsa yang telah memiliki peradaban yang tinggi sudah sewajarnya dan seharusnya kita terus melestarikan peradaban bangsa yang telah dicapai. Dengan adanya globalisasi pada saat ini peradaban negeri sendiri terus tergerus bahkan dipandang sebelah mata oleh masyarakat kita sendiri. Dalam menyikapi globalisasi ini kita sebagai manusia yang terpelajar seharusnya dapat berperan aktif dalam menyaring dan menangkal pengaruh buruk dari globalisasi, akan tetapi tetap membuka diri dalam menerima teknologi, ilmu pengetahuan, serta pendidikan dari bangsa lain yang dapat memperbaiki kualitas sebagai suatu bangsa demi tujuan mencapai masyarakat madani yang dicita-citakan. Untuk itu kita berupaya memperkokoh ketahanan budaya nasional sehingga mampu menangkal penetrasi budaya asing yang bernilai negatif dan memfasilitasi proses adopsi dan adaptasi budaya asing yang bernilai positif dan produktif.
Disamping
itu, diupayakan pula pembangunan moral bangsa yang mengedepankan
nilai-nilai kejujuran, amanah keteladanan, sportivitas, disiplin, etos
kerja, gotong-royong, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, dan tanggung jawab. Tujuan tersebut dilaksanakan pula melalusi pengarusutamaan nilai-nilai budaya pada setiap aspek pembangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.