semua ini tentang indonesia

Minggu, 06 Desember 2015

keindahan suku batak

Sibolga, Antara Kenangan dan Keindahan


Tak banyak yang mengetahui tentang Sibolga juga segala yang ada di dalamnya. Jangankan warga luar Sumatra, warga Medan saja pun hanya sedikit yang mengenal Sibolga. Keberadaan suku Pesisir ini, mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat lain di pulau Jawa atau daerah-daerah lain di luar provinsi Sumatra Utara. Tetapi sebenarnya, etnis Pesisir ini telah mendiami bumi Indonesia ini selama berabad-abad lamanya di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah, mereka ada sejajar dengan etnis-etnis lain seperti suku Toba, Mandailing, Angkola, Minangkabau dan Melayu.

Kota Sibolga merupakan salah satu kota di Sumatera Utara. Letaknya di pantai barat Pulau Sumatera dan berada di dalam kawasan Teluk Tapian Nauli. Kota mungil ini hanya memiliki luas sekitar 35,36 kilometer persegi. Letaknya 350 km dari Medan, ibukota Sumatera Utara. Kota Sibolga dijuluki "Negeri Berbilang Kaum" karena menaungi beragam suku etnis di negara kepulauan ini.

Masyarakat luar hanya mengenal etnis Sibolga adalah etnis Batak, karena termasuk dalam wilayah Tapanuli Tengah. Ini tidak sepenuhnya benar. Karena Sibolga itu mempunyai dua budaya yaitu Budaya Batak dan Budaya Melayu (Pesisir). Orang boleh menggelari Sibolga itu negeri berbilang kaum, tapi faktanya kultur Sibolga itu adalah Melayu (Pesisir).

Walau pun Sibolga daerah Batak tapi Sobat tidak akan menemukan ciri khas Batak (seperti di Tanah Batak umumnya) ketika Sobat memasuki kota ini. Tengok saja bahasa sehari-hari mereka memakai bahasa Minang dengan dialek Melayu Pesisir, budaya mereka sangat mirip dengan budaya Melayu / Minang. Dan masakan khas mereka yang juga mirip dengan masakan khas Minang. Jadi lebih tepat kalau Sibolga ini dikatakan Melayu ketimbang Batak.

busana Sibolga
Pakaian Khas Tradisional Sibolga Pesisir

Masyarakat Batak Sibolga / Tapanuli Tengah ini terdiri dari dua komunitas. Yang pertama yaitu etnis Batak yang tinggal di daerah pesisir, etnis ini dinamakan Batak Pasisi (Batak Pesisir). Kelompok kedua yaitu etnis Batak yang menetap di dataran pegunungan, etnis ini dinamakan Batak Silindung/Toba.

Etnis Batak Pasisi Sibolga dan Tapanuli Tengah

Etnis Batak Pasisi awalnya adalah suku Batak yang berasal dari suku Batak Toba dimana kultur mereka dipengaruhi oleh etnis Mandailing dan Angkola yang juga menetap di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Sampai kemudian masuklah suku pendatang dari Minang dan Melayu ke wilayah pesisir barat Tapanuli ini. Mereka pun berbaur hidup berdampingan dan kemudian menikah dengan etnis yang ada disana. Melalui interaksi yang berabad-abad lamanya terjadilah pencampuran budaya dan akhirnya membentuk sebuah etnis tersendiri yaitu suku Pesisir (Pasisi). Istilah Pesisir lebih digunakan untuk mempertegas keberadaan masyarakat Tapanuli Tengah, terutama untuk menghindari dominasi orang Batak dari pedalaman. Pada tahun 2008, sebagian besar kelompok masyarakat Pasisi menolak bergabung dengan etnis Batak Toba untuk mendirikan Provinsi Tapanuli. Etnis ini menggunakan bahasa Melayu Pesisir yang mirip dengan bahasa Minang, mereka menetap di daerah pesisir barat pantai Sumatra. Mata pencaharian mereka umumnya adalah sebagai nelayan, dan profesi lainnya. Batak Pasisi ini sudah meninggalkan kebudayaan Batak leluhur dan menggantinya dengan kebudayaan Melayu hingga saat ini.

Etnis Batak Silindung Tapanuli Tengah

Suku ini mendiami sebagian besar Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya wilayah pegunungan dan sebagian kecil Kabupaten Tapanuli Utara. Awalnya suku ini hasil dari interaksi antara suku Batak Toba, Silindung dan Humbang dengan wilayah pesisir Tapanuli untuk menukarkan hasil pertanian mereka dengan hasil laut masyarakat Batak Pasisi. Seiring berjalannya waktu, suku Batak Silindung ini bermigrasi lebih dekat ke pesisir untuk memudahkan kegiatan pertukaran hasil pertanian mereka dengan hasil laut.

Akibat interaksi yang rutin dengan masyarakat Batak Pasisi yang sudah berabad-abad terpengaruh adat dan bahasa Melayu Pesisir dan Minangkabau, sehingga masyarakat Batak Silindung inipun sedikit terpengaruh dengan adat serta bahasa Batak Pasisi. Walau pun mereka menggunakan bahasa Batak, tapi dialeg mereka khas pesisir. Etnis ini tetap memelihara adat istiadat lamanya yaitu Batak Toba/Silindung walaupun terdapat sedikit pengaruh bahasa suku Batak Pasisi.

Pada akhirnya mayoritas suku Batak Sibolga yang menetap di pegununungan lebih memeluk agama Kristen, sedangkan mayoritas etnis di daerah Pesisir memeluk agama Islam.

Kultur / Budaya Sibolga

Berbeda dengan budaya suku Batak Toba/Silindung yang original budaya Bataknya seperti Tortor, Margondang, dsbnya, Batak Pasisi tidaklah demikian. Budaya Batak Pasisi lebih dipengaruhi budaya Melayu, seperti kesenian Sikambang, berbalas-pantun, pencak silat, dsbnya.
Hanya disayangkan, dari sekian budaya di Sibolga, diantaranya banyak yang menyimpang dari Syariat Islam, seperti Tradisi Mangure Lawik, Tradisi Mandi Limau yang menyambut datangnya Ramadhan, dsbnya. Tradisi Mangure Lawik adalah tradisi menghanyutkan kepala kerbau sebagai sesaji ke laut. Tradisi warisan Melayu ini adalah tradisi Jahiliyah yang sering dilakukan sebelum masuknya Islam ke Sumatra. Budaya ini dicampur adukkan dengan ajaran Islam. Masyarakat Sibolga menganggap ini upacara syukuran atau tolak bala. Mirisnya tradisi ini katanya adalah budaya warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Sayang sekali, padahal itu semua menodai akidah Islam yang jauh dari kesyirikan. Semoga saja masyarakat Sibolga diberi hidayahNya, dan negeri Sibolga menegakkan syariat Islam seperti di Aceh Darussalam. Aamiin...

kesenian Suku Batak Silindung Sibolga
Kesenian Suku Batak Silindung Sibolga

kesenian Sikambang
Kesenian Sikambang Sibolga Pesisir

kota Sibolga
Kota Sibolga

Keindahan Laut dan Pulau-Pulau di Sibolga

Sibolga memiliki pulau-pulau dengan panorama yang indah, sebut saja Pulau Mursala, Pulau Pocan Gadang, Pulau Pocan Ketek, Pulau Putri dan Pulau Panjang. Nyiur melambai dan pantai pasir putih yang mengelilingi pulau-pulau itu menambah indah panoramanya, ditambah pemandangan bawah laut dengan terumbu karang yang mempesona. Di antara sejumlah pulau tersebut ada yang sangat indah dan eksotis yaitu Pulau Mursala. Pulau ini memiliki air terjun yang langsung jatuh ke laut. Dikabarkan tak banyak tempat dengan keindahan alam seperti ini di dunia ini. Saya mendengar info katanya Pulau Mursala dijadikan setting untuk film Kingkong 1 karena memang pulau ini terkesan misterius.

pulau Mursala
Air Terjun Pulau Mursala


Orang Batak Sibolga Muslim kebanyakan enggan disebut orang Batak, kalau tak percaya, silakan tanya pada mereka apa sukunya? Pasti mereka jawab, saya orang Sibolga, atau minimal mereka katakan, saya orang Batak Pesisir. Sebagian dari mereka ada yang tidak mencantumkan marga di belakang nama mereka. Tidak semua warga asli Sibolga itu suku Batak, ada juga bemarga Tanjung. Orang Sibolga bermarga Tanjung bukanlah orang Batak, asal-usul mereka dari Minang tapi lahir dan besar di Sibolga / Tapanuli Tengah dan mengikuti adat istiadat disana.

Banyak kenangan masa kanak-kanak yang indah di kota kecil ini. Kota Sibolga merupakan tempat favoritku. Aku tak pernah bosan jika selalu berkunjung disana, bahkan ingin rasanya menetap disana disaat hari tuaku. Bagiku kota Sibolga itu tidak saja indah, tapi kota ini adalah merupakan kenangan tersendiri bagiku, bagi kami sekeluarga, selain itu karena kota ini juga adalah tempat kelahiran kedua orang tuaku. Walau ku tak lahir dan besar di kota tersebut tapi kenangan masa kanak-kanak saat pulang ke Sibolga bersama kedua orang tua kami selalu terbayang dalam ingatan, terutama kepada sosok Ayah yang telah tiada (semoga Allah Ta'ala merahmati Beliau).

Siboga.. kampung nan tacinto, kampung nan indak kan talupo dari ingatan. Takanang samaso ketek basamo ayah dan umak. Lah jauh jalan di tampuh, lah banyak tampek dipijak, kok kota ko, indak juo bisa hilang di fikiran...

(Berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.