semua ini tentang indonesia

Minggu, 27 Desember 2015

puisi dalam sastra indonesia

Abstrak Penelitian ini mengkaji unsur-unsur yang terdapat pada kumpulan puisi, yaitu unsur  intrinsik puisi meliputi tema, tifografi, dan amanat.Setiap orang pada umumnya memiliki pendapat dan penafsiran yang berbeda terhadap suatu puisi. Unsur intrinsik puisi adalah unsure yang berada di dalam sebuah puisi yang berfungsi untuk membentuk puisi yang indah dan sempurna. Tema (sense) adalah gagasan utama dari puisi baik yang tersirat maupun tersurat disebut juga ukiran bentuk puisi. Tipografi adalah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa dan suasana. Amanat adalah Pesan dalam puisi disebut amanat. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dalam analisis kumpulan puisi “menembus batas cakrawala” karya diana silaswati juwarsa ini, banyak mengandung tema, tifografi, dan amanat yang dapat di ambil dan di pelajari oleh para pembaca.
Kata kunci: satra, puisi, analisis, tema, tifografi, dan amanat.

A.    Pendahuluan
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Rumusan Masalah
Penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: a) Bagaimana unsur tema, tifografi, dan amanat yang terdapat dalam kumpulan puisi “Menembus Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa, dan b) Apakah kumpulan puisi “Menembus Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa?bisa dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur tema, tifografi, dan amanat yang terdapat dalam kumpulan puisi “Menembus Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa, dan untuk mengetahui bahwa kumpulan puisi “Menembus Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa bisa dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.
Manfaat
Melalui jurnal artikel ini diharapkan pembaca atau audien dapat mengetahui unsur nilai tema, tifografi, dan amanat yang terdapat dalam kumpulan puisi “Menembus Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa, dan dapat menjadikannya sebagai bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.
B.    Tinjauan Pustaka
1.    Pengertian Unsur Instrinsik Puisi
Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang berada di dalam sebuah puisi yang berfungsi untuk membentuk puisi yang indah dan sempurna.
Unsur instrinsik (instrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyanto, 2009: 23).
2.    Cara Mengidentifikasi Unsur Instrinsik
a.    Tema
1)    Baca keseluruhan puisi dan memahaminya, jika  perlu baca berulang-ulang.
2)    Tulis hal-hal yang terkandung dalam puisi, baik itu tersirat maupun tersurat.


b.     Amanat
Unsur intrinsik puisi lainnya adalah amanat. Ia mencakup pesan yang disampaikan puisi tersebut. Sebagai sebuah karya yang baik, puisi harus bisa merubah sudut pandang pembacanya menjadi lebih positif. Pesan tersebut bisa disampaikan secara langsung.
3.    Analisis Unsur tema, amanat, dan gaya bahasa
a.    Tema
Tema (sense) adalah gagasan utama dari puisi baik yang tersirat maupun tersurat. Tema merupakan ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita. Hanya ada satu tema dalam satu puisi, walaupun puisinya panjang.
Tema merupakan pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dan sebagainya) (KBBI, 2008).
b.    Tipografi
Disebut juga ukiran bentuk puisi. Tipografi adalah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa dan suasana
c.    Amanat
Pesan dalam puisi disebut amanat. Pesan merupakan anjuran atau nasihat penyair kepada pembaca puisi. Anjuran atau nasihat tersebut berupa perbuatan-perbuatan baik atau berhubungan dengan nilai moral. Pesan atau amanat penyair disampaikan lewat kata demi kata dalam puisi.
C.    Metodologi Penelitian
Metode Deskriptif
Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli meamakan metode ini dengan nama survei normatif (normatif survei). Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study). Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.



D.    Hasil dan Pembahasan Penelitian
1.    Tabel Analisis
No    Karya Sastra    Unsur Ekstrinsik    Bukti/ pernyataan
        tema    Tifografi     Amanat    
1.     Puisi
“Fakta”    Pentingnya arti sebuah fakta dalam kehidupan sehari-hari.    Tifografi dalam puisi ini yaitu, sangat menarik dan tersusun rapih.    Objek di puisi tersebut, diharapkan untuk hati-hati dan waspada, jangan mau di permainkan dan musnahkan, dan haruslah tetap membuktikan dan menunjukan kebenaran.    •    Tema: fakta kamu harus bisa membuktikan kamu harus tunjukan kebenaran.
•    Tifografi:
Fakta...
Begitu pentingnya kamu
Begitu berartinya kamu
Begitu bermaknanya kamu
Begitu sucinya kamu.
•    Amanat
Fakta...
Kamu adalah harapan
Kamu adalah kunci keadilan
Hati-hatilah dan waspadalah kamu
Jangan maun kamu di permainkan
Kamu harus bisa membuktikan kebenaran.
2.    puisi “ketika kepalsuan merajai negri”    Kebenaran jabatan dan tahta di balik kelicikan dan kemunafikan.    Penulisan puisi tersebuut menarik singkat padat dan jelas.    Penulis menyampaikan pesan untuk atau ungkapan jangan biarkan kepalsuan merajai negri.    •    Tema: ketika kesalahan menjadi suatu kebenaran.
•    Tifografi:
Apakah kehancuran...
Kan menandai negri ini...?
•    Amanat:
Menjadikan tahta kepalsuan merajai negri.

3.    puisi “rindu ayah dan ibu”    Kerinduan anak terhadap ke dua orang tuanya.    Gaya penulisanya di puisi ini yaitu menarik untuk di baca.    Penulis menyampaikan pesan/amanat untuk tidak  melupakan kasih saying dan jasa orang tua.    •    Tema: ayah, ibu merindukanmu membuat tangisku syahdu.
•    Tifografi:
Ibu peluklah aku dalam cahayamu
•    Amanat :
Aku tak berdaya untuk berdiri
Bila tiada di rengkuhanmu, ayah...
Aku tak sanggup untuk melangkah
Bila tiada di pelukan do’amu, ibu...
4.    Puisi
“terpisah jarak dan waktu”    Percintaan/ kasih tak sampai, terpisah oleh waktu.    Tutur kata atau isi dari puisi tersebut sangat menyentuh.    Dalam puisi ini penulis menyampaikan pesan, meski terpisah jarak dan waktu yang panjang bercengkrama  meniti suka dan suka hanya ikrar suci yang menjadi kekuatan cinta dalam suatu hubungan.     •    Tema :
bila tiba saat kau berada disana
dilihat jauh seakan dekat berada
•    Tifografi:
Hingga saat tersadar...
Bahwa kita telah terpisah oleh jarak
Dalam putaran waktu yang panjang.
•    Amanat :
Hanya ikrar suvi yang telah terucap
Menjadi sasksi abdi hubungan kita
Api kekuatan bertahan menjalin sepi
Tinggalkan harapan simponi hati...
5.    Puisi
“mendekap asa”    Percintaan atau kemesraan yang di rasakan si penulis.    Isi dari puisi tersebut sangat mudah di pahami dan bentuk puisi itu sendiri lucu tertata rapih.        •    Tema:
hasrat yang menharu biru
dalam lirih terpendam haru
•    Tifografi:
Saat waktu itu semakin dekat
Jantungku berdebar kencang
Perlahan ku tenangkan diriku
Terasa lembut merasuk jiwa.
Amanat:
6.    puisi “fatamorgana di keheningan malam”    Khayalan/kejadian di malam hari.    Bentuk puisinya menarik .    Menanti kiriman baying elok rembulan.     •    Tema:
Dengarkanlah aku wahai bulan purnama.
•    Tifografi:
Rindukah aku dengan segala rasa
Yang telah kulabuhkan dalam asa
•    Amanat:
Dengarkanlah aku wahai bulan purnam
Berbisik lirih dalam keheningan malam
Menanti kirimin baying elok rembulan.
7.    Puisi
“sang raja pemilik hati”    Penguasa dan pemilik hati.    Bentuk puisi ini sangat indah di lihat dari segi bari perbarisnya.    Penulis menyampaikan pesan untuk jiwa yang bergelora mengutip satu ilusi seketika inspirasi mengalir ruas ekspresi.     •    Tema:
dialah tirai misteri nan semu sang raja yang menjaadi penguasa dan pemilik hatimu.
•    Tifografi:
Sang raja pemilik hati menghidupksn bara
Bagai segelas wine dari wilayah Bordeaux.
•    Amanat;
Betapa tak terpaku tak bisa bernafas sesaat,
Ketika tetesan embun member jawaban:
“...dialah tirai misteri nan semu sang raja yang menjadi penguasa dan pemilik hatimu...”
8.    Puisi
“impian taman mawar merah”    Kecintaan terhadap bunga mawar merah dan taman bunganya.    Bentuk puisi yang unik dengan lirik yang pendek sehingga mudah di pahami bagi pembaca.    Penulis menyampaikan pesan Berharap mentari rona merah menerangi tamannya  dan bisa melihat bayangan merah dari tetumpukan bayangan.    •    Tema:
terkuak sentuhan helaimu
terasa segar penciumanku
•    Tifografi:
Getar rasa...
Membayangkan merahmu
Satu asa...
Terkuak sentuhan helaimu terasa segar penciumanku.
•    Amanat:
Berharap mentari rona merah
Menerangi pencarian temanku
Biarkan aku terus mengembara
Mengakrabi tiap jengkal tanah
Kucari terus baying merahmu sampai batas merah cakrawala.
9.    Puisi
 “dia ”    Dia adalah zat yang maha segalanya.    Puisi yang unik dan menyentuh dengan puisi ini pembaca bisa langsung mengetahui jika dia dalam puisi ini adalah tuhan.    Dia tak kan pernah lepas memgawasi selalu bersama di mana kamu berada sungguh dia benar-benar mengetahui pandangan khianat dan pendusta.    •    Tema :
Dia tak kan pernah lepas memgawasi selalu bersama di mana kamu berada sungguh dia benar-benar mengetahui pandangan khianat dan pendusta.
•    Tifografi :
Menunduklah wahai jiwamu...
Redam dan bunuh hawa nafshumu
Bekerjalah tuk bekal setelah mati
Menyongsong gerbang kehidupan
Yang lebih kekal dan abadi...
•    Amanat:
Menunduklah wahai jiwamu...
Redam dan bunuh hawa nafshumu
Bekerjalah tuk bekal setelah mati
Menyongsong gerbang kehidupan
Yang lebih kekal dan abadi...
10.    Puisi
“rasa kepiluan”    Tak pernah enggan menyerah meski kesunyian tak pernah jera menghampiri dan menyiksaku.     Puisi yang asik unik dan menarik untuk di baca.     Ketika rasa perih tak bisa terlepas
Pada diri yang telah terhempas , jangan lah menyerah jalanilah semua melalui hari di terkam luka bertubi  cobalah tetap bertahan walau terasa bagai tak berharga.    •    Tema:
Dalam terpaan ditikam kesunyian
Siksa tak pernah jera menghampiri
Meski lautan air mata mongering.
•    Tifografi:
Bila saat tiba kau rasakan kepiluan
Apa yang kurasa akan kau rasa jua...
•    Amanat:
Ketika rasa perih tak bisa di lepas
Pada diri yag telah terhempas
Nyaris ku menyerah jalani semua melalui hari ku di terkam bertubi
Namun ku coba tuk tetap bertahan
Walau terasa bagai tak berharga...

2.    Apakah Kumpulan puisi “Menembus Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa Bisa dijadikan Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di Tingkat SMA/sederajat?
Kumpulan puisi “Menembus batas cakrawala” karya Diana silaswati juwarsa sangat cocok untuk dijadikan bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA, karena didalam kumpulan puisi tersebut banyak mengandung pembelajaran yang dapat di pahami oleh setiap siswa baik di tingkat SMA maupun di tingkat SD, SMP dan sederajat.
E.    Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa: a) Tema dari keseluruhan puisi yang ada di dalam buku kumpulan puisi “menembus batas cakrawala” karya Diana silaswati juwarsa ini, kebanyakan menceritakan tentang realita kehidupan seperti, percintaan, kerohanian, dan peradaban sosial, b) Tifografi atau bentuk dari kumpulan puisi “menembus batas cakrawala”  tersebut kebanyakan bentuknya itu, menarik untuk membaca, dan c) Amanat yang terdapat dalam kumpulan puisi ini pada umumnya ia ingin menyampaikan, agar kita selalu ingat pada kebaikan dan jasa orang tua, dan kebenaran di Negara kita ini harus di pegang teguh demi kebaikan dan kemakmuran bangsa kita, dan tetaplah bersabar menanti orang yang kita sayang meski dia jauh karena dengan ikrar janji suci yang kuat akan mengabadikan hubungan kita.
2.    Saran
Jika kita membaca puisi hendaklah jangan Cuma di baca, namun akan lebih baik apabila kita memahami isi dari bait atau larik puisi,  agar kita bisa memahami apa yang di sampaikan oleh si penulis puisi tersebut.
F.    Daftar Pustaka
Jassin, H.B. 2004. Darah Laut: Kumpulan Cerpen dan Puisi. Jakarta: Balai Pustaka.
Juwarsa, Diana Silaswati. 2012. Menembus Batas Cakrawala. Bandung: Ultimus.
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pradopo, Rahmat Djoko. 1987. Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Samsulamin. Analisis Unsur Intrinsik Puisi. http://samsuladin.wordpress.com/. 20 Mei 2012.
Sihura, Agustinus. Analisis Puisi. http://gustinussi9.blogspot.com/. 20 Februari 2013.
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Wahyono, Tri. Sekilas Tentang Puisi. http://triwahyono25.wordpress.com/. 25 Mei 2012.

novel



Abstrak : Novel adalah sebuah cerita fiktif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan kehidupan tokoh-tokohnya dengan menggunakan alur. Cerita fiktif tidak hanya sebagai cerita khayalan semata. Tetapi sebuah imajinasi yang dihasilkan oleh pengarang adalah realitas atau fenomena yang dilihat dan dirasakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan tentang tema, penokohan, serta nilai pendidikan dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa novel Working Woman karya Ita Sembiring memiliki tema tentang pengorbanan serta kegigihan seorang perempuan yang bekerja di perantauan sebagai buruh lepas di sebuah pabrik. Serta terdapat tokoh utama Cinder Sisada dan tokoh tambahan yaitu Kaliaga Baliardo, Eleanor Luccini, Annemie Klauwen, Duwen, Billay, Anyos, Marlies, Oseh Hapari, Marijn de Graf, Hans Konijn, Judy, Dolly. Serta terdapat nilai-nilai pendidikan sosial, budaya, moral, dan religius yang dapat menjadikan pembelajaran dalam kehidupan.


Kata Kunci: Analisis Tema, Penokohan, Nilai Pendidkan, Novel.


Abstract: Novel is a fictional story that attempted to describe or depict the life of his characters by using grooves. Fictional story as a story not just wishful thinking. But an imagination that produced by the author is the reality or phenomenon seen and felt. The method used is descriptive qualitative method. The purpose of this research is to describe about the themes, characterizations, and the value of education in the novel Working Woman by Ita Sembiring.

The results of this study indicate that the novel Working Woman by Ita Sembiring have themes of sacrifice and tenacity of a woman who worked overseas as a casual laborer in a factory. And there is a main character Cinder Sisada and additional figures are Kaliaga Baliardo, Eleanor Luccini, Annemie Klauwen, Duwen, Billay, Anyos, Marlies, Oseh Hapari, Marijn de Graf, Hans Konijn, Judy, Dolly. And there is educational value of social, cultural, moral, and religious learning can make in life.


Keywords: Analysis of Themes, Personalities, Value Education, Novel.




Pendahuluan

Karya sastra merupakan suatu karya yang erat dengan ajaran etika, moral, dan akhlak yang tinggi, maka studi mengenai karya sastra dapat memberikan peranan yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Selain itu sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalaui tulisan yang indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para pembaca untuk menikmatinya. Sampai saat ini sastra tidak hanya dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki budi, imajenasi,  dan emosi, tetapi telah dianggap sebagai suatu karya yang kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual disamping konsumsi emosi. Karya sastra juga dapat memberikan suatu nilai-nilai keindahan yang dapat menenangkan jiwa dan menjadikannya suatu tuntunan yang akan menuntun kearah yang lebih baik.

Menurut Rene Wellek dan Austin Waren (dalam Susanto 2013:21) mengatakan bahwa sastra adalah insituti sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan mantra bersifat sosial merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra meniru alam dan dunia subjektif kehidupan manusia.

Kajian Teori

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia (2007:37) analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya.

Kosasih (2012:60) berpendapat bahwa novel diartikan sebagai karya imajenatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2009:4) novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajenatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain, yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajenatif.

Novel selain memiliki unsur dan jenis, novel juga memiliki ciri-ciri, antara lain:

a.    Karya sastra berjenis narasi.

b.    Berbentuk prosa.

c.    Bersifat realistis.

d.   Karya sastra yang berfungsi sebagai tempat menuangkan pikiran pengarang sebagai reaksinya atas keadaan sekitarnya.

e.    Bentuknya lebih panjang dari karya fiksi yang lain.

f.     Alur ceritanya cukup kompleks.


Jenis-jenis Novel

a.    Berdasarkan nyata atau tidaknya suatu cerita, novel terbagi dua jenis yaitu :

1)   Novel Fiksi

2)   Novel Non Fiksi

b.    Jenis novel berdasarkan genre cerita yaitu :

1)   Novel Romantis

2)   Novel Horor

3)   Novel Misteri

4)   Novel Komedi

5)   Novel Inspiratif

c.    Jenis novel berdasarkan isi, tokoh, dan pangsa pasar.

1)   Teenlit

2)   Chicklit

3)   Songlit

4)   Novel dewasa


5.    Unsur-unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik itu meliputi:

a.    Tema

Tema yaitu pokok persoalan dalam cerita. Dan tema merupakan suatu permasalahan yang diangkat dalam suatu cerita dan menjadi garis besar permasalahan yang dipaparkan (Edy Sembodo, 2009:8).

b.    Penokohan dan Perwatakan

Tokoh yaitu individu rekaan yang mengalami peristiwa atau lakuan dalam suatu cerita (Sudjiman dalam Edy Sembodo, 2009:5). Tokoh sendiri terbagi menjadi beberapa tokoh, dari tokoh utama, tokoh tambahan, dan lain-lain.

c.    Plot atau Alur

Alur adalah rangkaian cerita yang disusun secara runtut. Alur cerita biasanya dibangun oleh perkenalan, pertikaian, klimaks, dan akhir cerita. Serta alur cerita bisa bersifat maju maupun mundur.

d.   Latar

Latar yaitu lingkungan yang melingkupi tokoh-tokoh yang ada pada cerita.

e.    Sudut Pandang

Menurut Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro (2009:248) mengatakan bahwa sudut pandang, point of view, menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan.

e.    Amanat

Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pesan dalam karya sastra bisa berupa kritik, harapan, dan usul.

6.    Unsur-unsur Ekstrinsik Novel

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bentuk dan tujuan dalam susunan karya sastra (Edy Sembodo, 2009:8).

8.    Pengertian Nilai Pendidikan

Nilai pendidikan adalah suatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau bermasyarakat. Sehingga nilai pendidikan dalam karya sastra merupakan nilai-nilai yang bertujuan mendidik seseorang atau individu agar menjadi manusia yang baik dan menjadikan suatu pelajaran atau tuntunan hidup seseorang. Jenis-jenis Nilai Pendidikan

a.    Nilai Pendidikan Budaya

Nilai pendidikan budaya adalah nilai yang berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia (Kosasih, 2012:3).

b.    Nilai Pendidikan Moral

Nilai pendidikan moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya (Kosasih, 2012:3).

c.    Nilai Pendidikan Sosial

Menurut Kosasih (2012:3) nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesama manusia (kemasyarakatan).

d.   Nilai Pendidikan Religius

 Nilai religius ini merupakan nilainilai pusat yang terdapat di masyarakat. Kehadiran unsur religi dalam sastra adalah sebuah keberadaan sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2009:326).

Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian suatu metode didasarkan atas kesesuaian dengan obyek yang akan diteliti. Berdasarkan obyek penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis tema, penokohan, serta nilai pendidikan ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian ini adalah menggunakan teknik studi kepustakaan yaitu membaca secara kritis dan teliti seluruh teks. Analisis data yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi, yaitu membahas atau mengkaji isi novel Working Woman karya Ita Sembiring berdasarkan unsur intrinsik.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1.    Bagaimanakah tema yang terkandung dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring?

Tema yang terkandung dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring yaitu “pengorbanan serta kegigihan seorang perempuan yang bekerja di perantauan sebagai buruh lepas di sebuah pabrik”.

2.    Bagaimanakah penokohan dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring?

a.    Cinder Sisada (tokoh utama)

Cinder merupakan seorang yang memiliki kepribadian yang baik, sopan, dan beretika serta mempunyai tingkahlaku yang baik.

b.    Kaliaga Baliardo (suami Cinder)

Kaliaga merupakan seorang yang memiliki kepribadian yang baik, lemah lembut, sopan dan pengertian. Selain itu dia merupakan tokoh yang berkembang dalam plot.

c.    Eleanor Luccini (sahabat Cinder)

Eleanor merupakan seorang yang mempunyai karakter yang baik, suka memberi semangat, Dan peduli terhadap orang lain serta mau menolong sesama.

d.   Hans Konijn

Hans Konijn mempunyai karakter yang keras dan disiplin, tapi dibalik itu semua terdapat sifat yang baik dan lemah lembut terhadap orang lain.

e.    Judy Hagenaars

Judy memiliki sifat yang terlalu percaya diri dan suka memanfaatkan orang lain untuk menyelesaikan sisa pekerjaannya, terutama pada buruh baru.

f.     Annemie Klauwen

Annemie adalah seorang yang memiliki sifat yang baik dia suka menolong orang lain.

g.    Marlies Verschoor

Marlies merupakan seorang buruh yang memiliki sifat sopan meskipun dia berpenampilan paling kasar dan memakai tato, dan dia orang yang baik terhadap buruh baru.

h.    Oseh Hapari

Oseh memiliki sifat yang jelek, suka bertengkar, dan suka menjelekkan orang lain. Bahkan dia suka memanfaatkan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaannya.

i.      Marijn de Graaf

Marijn merupakan seorang yang memiliki karakter baik, ramah pada setiap orang, bahkan dia suka bercanda pada siapa saja, baik itu dari buruh baru maupun lama.

j.      Duwen (pekerja pabrik)

Duwen adalah seorang yang mempunyai sifat yang tidak mempunyai malu, bahkan dia terang-terangan melakukan pencurian di pabrik untuk dibawa pulang dan oleh-oleh tanpa ada rasa malu dan bersalah.

k.    Billay

Billay merupakan seorang yang mempunyai sifat baik. Akan tetapi dibalik kebaikannya dia suka mencuri.

l.      Dolly Marie

Dolly merupakan seorang yang memiliki sifat baik, tegas, dan tidak suka mempermasalahkan suatu masalah yang telah terjadi atau sudah lewat.

m.  Anyos

Anyos merupakan seorang yang bijaksana terhadap siapapun, baik itu terhadap buruh baru atau pun buruh lama. Dari sifat yang dimiliki Anyos banyak para buruh meminta pendapatnya tentang sikap atau cara kerja para buruh lain di pabrik.

3.    Nilai pendidikan apa sajakah yang terdapat dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring?

a.    Nilai Pendidikan Budaya

1)   Nama-nama orang di Belanda, karena di Belanda sejak dulu wajib menyebutkan nama belakang yang dimiliki keluaga tersebut. Meskipun nama belakang itu artinya jelek tapi orang tersebut harus mau dipanggil dengan nama itu.

2)   Di Indonesia orang tua jaman dahulu memberi nama anak-anaknya sesuka hatinya, apa yang baru dilihat atau di ucapkan maka anak yang baru lahir akan diberi nama itu.

b.    Nilai Pendidikan Moral

1)      Tidak intropeksi diri, contohnya Judy yang suka cari-cari kesalahan dari orang lain padahal pekerjaannya sendiri tidak ada yang benar bahkan berantakan.

2)      Mengucapkan terimakasih, contohnya ketika Eleanor mengucapkan terimakasih kepada Marlies yang sudah banyak membantu dan memberitahukan cara kerja dihari pertamanya bekerja.

c.    Nilai Pendidikan Sosial

1)      Tidak ramah terhadap orang lain, seperti beberapa tingkah laku para buruh di pabrik tidak begitu ramah terhadap seorang pendatang atau buruh baru.

2)      Status sosial antara bawahan dan atasan, seperti di Belanda buruh dan majikan sama-sama mendapatkan perlakuan yang baik. Tanpa membedakan status sosial diantara mereka.

d.   Nilai pendidikan religius

1)      Menomer satukan Tuhan dari pada Suami dan sahabatnya, seperti yang di percayai Cinder pada waktu di Belanda yang pertama adalah Tuhan.

2)      Bersembahyang, seperti adik lelaki Duwen yang bersembahyang di tample dengan menggunakan benda-benda yang berwarna silver.

Simpulan

Simpulan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut

1.        Dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring terdapat tema yang menceritakan tentang “pengorbanan serta kegigihan seorang perempuan yang bekerja di perantauan sebagai buruh lepas di sebuah pabrik”.

2.        Dalam novel Working Woman terdapat tokoh utama yaitu Cinder Sisada. Dan tokoh tambahannya yaitu Kaliaga Baliardo, Eleanor Luccini, Hans Konijn, Judy Haggenaars, Annemie Klauwen, Marlies Verschoor, Oseh Hapari, Marijn de Graf, Duwen, Billay, Dolly Marie, dan Anyos.

3.        Nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Working Women meliputi :

a.    Nilai pendidikan budaya diantaranya nama-nama belakang yang wajib di miliki oleh setiap warga Negara Belanda, meskipun nama itu mempunyai arti jelek.

b.    Nilai pendidikan moral diantaranya sifat egois, curang terhadap teman, tidak mempunyai tata krama, dan suka mencuri. Dan ada pula mempunyai sifat baik, ramah, sopan, dan beretika seperti yang di tunjukkan Cinder.

c.    Nilai pendidikan sosial seperti halnya cara bergaul dengan orang lain, keramahan, sikap saling membantu antar teman, dan tolong menolong terhadap orang lain.

d.   Nilai pendidikan riligius seperti yang ditunjukkan adik Duwen yang bersembahyang di Tample dengan menggunakan barang yang berwarna silver dan Oseh yang sudah berbuat mencuri meminta ampun pada Tuhan.

Saran-saran

Bagi pembaca karya sastra sebaiknya mengambil nilai positif dalam karya sastra yang telah dibacanya dan dapat mengambil pembelajaran yang terkandung dalam karya sastra tersebut, agar di kemudian hari dapat di terapkan dalam kehidupan di masyarakat dan pribadi.


Daftar Pustaka

Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Ketrampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.

Monamariani. 2012. Jenis-Jenis Novel, (online), (http://monamari aninovel.wordpress.com/2012/12/18/jenis-jenis-novel/), di akses pada tanggal 03 April 2013 pada jam 19.03 WIB.