Abstrak Penelitian ini mengkaji unsur-unsur yang terdapat pada kumpulan
puisi, yaitu unsur intrinsik puisi meliputi tema, tifografi, dan
amanat.Setiap orang pada umumnya memiliki pendapat dan penafsiran yang
berbeda terhadap suatu puisi. Unsur intrinsik puisi adalah unsure yang
berada di dalam sebuah puisi yang berfungsi untuk membentuk puisi yang
indah dan sempurna. Tema (sense) adalah gagasan utama dari puisi baik
yang tersirat maupun tersurat disebut juga ukiran bentuk puisi.
Tipografi adalah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi
untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa dan
suasana. Amanat adalah Pesan dalam puisi disebut amanat. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Dalam analisis kumpulan puisi
“menembus batas cakrawala” karya diana silaswati juwarsa ini, banyak
mengandung tema, tifografi, dan amanat yang dapat di ambil dan di
pelajari oleh para pembaca.
Kata kunci: satra, puisi, analisis, tema, tifografi, dan amanat.
A. Pendahuluan
Puisi
(dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah
seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah ragam sastra yang
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan
bait. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.
Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki
pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur
tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala
kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang
yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada
puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal
tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan
pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata
yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat
puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki
alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang
membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa
perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.
Namun beberapa kasus
mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri
yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula
ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi
tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi
itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah
sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Rumusan Masalah
Penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut: a) Bagaimana unsur tema,
tifografi, dan amanat yang terdapat dalam kumpulan puisi “Menembus Batas
Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa, dan b) Apakah kumpulan puisi
“Menembus Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa?bisa dijadikan
bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.
Tujuan
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui unsur tema, tifografi, dan amanat yang
terdapat dalam kumpulan puisi “Menembus Batas Cakrawala” karya Diana
Silaswati Juwarsa, dan untuk mengetahui bahwa kumpulan puisi “Menembus
Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa bisa dijadikan bahan ajar
pembelajaran sastra di tingkat SMA/sederajat.
Manfaat
Melalui
jurnal artikel ini diharapkan pembaca atau audien dapat mengetahui unsur
nilai tema, tifografi, dan amanat yang terdapat dalam kumpulan puisi
“Menembus Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati Juwarsa, dan dapat
menjadikannya sebagai bahan ajar pembelajaran sastra di tingkat
SMA/sederajat.
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Unsur Instrinsik Puisi
Unsur
intrinsik puisi adalah unsur yang berada di dalam sebuah puisi yang
berfungsi untuk membentuk puisi yang indah dan sempurna.
Unsur
instrinsik (instrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir
sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika
orang membaca karya sastra (Nurgiyanto, 2009: 23).
2. Cara Mengidentifikasi Unsur Instrinsik
a. Tema
1) Baca keseluruhan puisi dan memahaminya, jika perlu baca berulang-ulang.
2) Tulis hal-hal yang terkandung dalam puisi, baik itu tersirat maupun tersurat.
b. Amanat
Unsur
intrinsik puisi lainnya adalah amanat. Ia mencakup pesan yang
disampaikan puisi tersebut. Sebagai sebuah karya yang baik, puisi harus
bisa merubah sudut pandang pembacanya menjadi lebih positif. Pesan
tersebut bisa disampaikan secara langsung.
3. Analisis Unsur tema, amanat, dan gaya bahasa
a. Tema
Tema
(sense) adalah gagasan utama dari puisi baik yang tersirat maupun
tersurat. Tema merupakan ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di
dalam cerita. Hanya ada satu tema dalam satu puisi, walaupun puisinya
panjang.
Tema merupakan pokok pikiran; dasar cerita (yang
dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dan
sebagainya) (KBBI, 2008).
b. Tipografi
Disebut juga ukiran
bentuk puisi. Tipografi adalah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata
dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung
isi, rasa dan suasana
c. Amanat
Pesan dalam puisi disebut
amanat. Pesan merupakan anjuran atau nasihat penyair kepada pembaca
puisi. Anjuran atau nasihat tersebut berupa perbuatan-perbuatan baik
atau berhubungan dengan nilai moral. Pesan atau amanat penyair
disampaikan lewat kata demi kata dalam puisi.
C. Metodologi Penelitian
Metode Deskriptif
Metode
deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang.
Whitney (1960) berpendapat,
metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif,
peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga
merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan
klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan
menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli
meamakan metode ini dengan nama survei normatif (normatif survei).
Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau
faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain.
Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study). Metode
deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar
sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini
juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status
dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi
demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif.
Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau
sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan
responden.
D. Hasil dan Pembahasan Penelitian
1. Tabel Analisis
No Karya Sastra Unsur Ekstrinsik Bukti/ pernyataan
tema Tifografi Amanat
1. Puisi
“Fakta”
Pentingnya arti sebuah fakta dalam kehidupan sehari-hari. Tifografi
dalam puisi ini yaitu, sangat menarik dan tersusun rapih. Objek di
puisi tersebut, diharapkan untuk hati-hati dan waspada, jangan mau di
permainkan dan musnahkan, dan haruslah tetap membuktikan dan menunjukan
kebenaran. • Tema: fakta kamu harus bisa membuktikan kamu harus
tunjukan kebenaran.
• Tifografi:
Fakta...
Begitu pentingnya kamu
Begitu berartinya kamu
Begitu bermaknanya kamu
Begitu sucinya kamu.
• Amanat
Fakta...
Kamu adalah harapan
Kamu adalah kunci keadilan
Hati-hatilah dan waspadalah kamu
Jangan maun kamu di permainkan
Kamu harus bisa membuktikan kebenaran.
2.
puisi “ketika kepalsuan merajai negri” Kebenaran jabatan dan tahta
di balik kelicikan dan kemunafikan. Penulisan puisi tersebuut menarik
singkat padat dan jelas. Penulis menyampaikan pesan untuk atau
ungkapan jangan biarkan kepalsuan merajai negri. • Tema: ketika
kesalahan menjadi suatu kebenaran.
• Tifografi:
Apakah kehancuran...
Kan menandai negri ini...?
• Amanat:
Menjadikan tahta kepalsuan merajai negri.
3.
puisi “rindu ayah dan ibu” Kerinduan anak terhadap ke dua orang
tuanya. Gaya penulisanya di puisi ini yaitu menarik untuk di baca.
Penulis menyampaikan pesan/amanat untuk tidak melupakan kasih saying
dan jasa orang tua. • Tema: ayah, ibu merindukanmu membuat
tangisku syahdu.
• Tifografi:
Ibu peluklah aku dalam cahayamu
• Amanat :
Aku tak berdaya untuk berdiri
Bila tiada di rengkuhanmu, ayah...
Aku tak sanggup untuk melangkah
Bila tiada di pelukan do’amu, ibu...
4. Puisi
“terpisah
jarak dan waktu” Percintaan/ kasih tak sampai, terpisah oleh
waktu. Tutur kata atau isi dari puisi tersebut sangat menyentuh.
Dalam puisi ini penulis menyampaikan pesan, meski terpisah jarak dan
waktu yang panjang bercengkrama meniti suka dan suka hanya ikrar suci
yang menjadi kekuatan cinta dalam suatu hubungan. • Tema :
bila tiba saat kau berada disana
dilihat jauh seakan dekat berada
• Tifografi:
Hingga saat tersadar...
Bahwa kita telah terpisah oleh jarak
Dalam putaran waktu yang panjang.
• Amanat :
Hanya ikrar suvi yang telah terucap
Menjadi sasksi abdi hubungan kita
Api kekuatan bertahan menjalin sepi
Tinggalkan harapan simponi hati...
5. Puisi
“mendekap
asa” Percintaan atau kemesraan yang di rasakan si penulis. Isi
dari puisi tersebut sangat mudah di pahami dan bentuk puisi itu sendiri
lucu tertata rapih. • Tema:
hasrat yang menharu biru
dalam lirih terpendam haru
• Tifografi:
Saat waktu itu semakin dekat
Jantungku berdebar kencang
Perlahan ku tenangkan diriku
Terasa lembut merasuk jiwa.
Amanat:
6.
puisi “fatamorgana di keheningan malam” Khayalan/kejadian di malam
hari. Bentuk puisinya menarik . Menanti kiriman baying elok
rembulan. • Tema:
Dengarkanlah aku wahai bulan purnama.
• Tifografi:
Rindukah aku dengan segala rasa
Yang telah kulabuhkan dalam asa
• Amanat:
Dengarkanlah aku wahai bulan purnam
Berbisik lirih dalam keheningan malam
Menanti kirimin baying elok rembulan.
7. Puisi
“sang
raja pemilik hati” Penguasa dan pemilik hati. Bentuk puisi ini
sangat indah di lihat dari segi bari perbarisnya. Penulis
menyampaikan pesan untuk jiwa yang bergelora mengutip satu ilusi
seketika inspirasi mengalir ruas ekspresi. • Tema:
dialah tirai misteri nan semu sang raja yang menjaadi penguasa dan pemilik hatimu.
• Tifografi:
Sang raja pemilik hati menghidupksn bara
Bagai segelas wine dari wilayah Bordeaux.
• Amanat;
Betapa tak terpaku tak bisa bernafas sesaat,
Ketika tetesan embun member jawaban:
“...dialah tirai misteri nan semu sang raja yang menjadi penguasa dan pemilik hatimu...”
8. Puisi
“impian
taman mawar merah” Kecintaan terhadap bunga mawar merah dan taman
bunganya. Bentuk puisi yang unik dengan lirik yang pendek sehingga
mudah di pahami bagi pembaca. Penulis menyampaikan pesan Berharap
mentari rona merah menerangi tamannya dan bisa melihat bayangan merah
dari tetumpukan bayangan. • Tema:
terkuak sentuhan helaimu
terasa segar penciumanku
• Tifografi:
Getar rasa...
Membayangkan merahmu
Satu asa...
Terkuak sentuhan helaimu terasa segar penciumanku.
• Amanat:
Berharap mentari rona merah
Menerangi pencarian temanku
Biarkan aku terus mengembara
Mengakrabi tiap jengkal tanah
Kucari terus baying merahmu sampai batas merah cakrawala.
9. Puisi
“dia
” Dia adalah zat yang maha segalanya. Puisi yang unik dan
menyentuh dengan puisi ini pembaca bisa langsung mengetahui jika dia
dalam puisi ini adalah tuhan. Dia tak kan pernah lepas memgawasi
selalu bersama di mana kamu berada sungguh dia benar-benar mengetahui
pandangan khianat dan pendusta. • Tema :
Dia tak kan pernah
lepas memgawasi selalu bersama di mana kamu berada sungguh dia
benar-benar mengetahui pandangan khianat dan pendusta.
• Tifografi :
Menunduklah wahai jiwamu...
Redam dan bunuh hawa nafshumu
Bekerjalah tuk bekal setelah mati
Menyongsong gerbang kehidupan
Yang lebih kekal dan abadi...
• Amanat:
Menunduklah wahai jiwamu...
Redam dan bunuh hawa nafshumu
Bekerjalah tuk bekal setelah mati
Menyongsong gerbang kehidupan
Yang lebih kekal dan abadi...
10. Puisi
“rasa
kepiluan” Tak pernah enggan menyerah meski kesunyian tak pernah jera
menghampiri dan menyiksaku. Puisi yang asik unik dan menarik untuk
di baca. Ketika rasa perih tak bisa terlepas
Pada diri yang
telah terhempas , jangan lah menyerah jalanilah semua melalui hari di
terkam luka bertubi cobalah tetap bertahan walau terasa bagai tak
berharga. • Tema:
Dalam terpaan ditikam kesunyian
Siksa tak pernah jera menghampiri
Meski lautan air mata mongering.
• Tifografi:
Bila saat tiba kau rasakan kepiluan
Apa yang kurasa akan kau rasa jua...
• Amanat:
Ketika rasa perih tak bisa di lepas
Pada diri yag telah terhempas
Nyaris ku menyerah jalani semua melalui hari ku di terkam bertubi
Namun ku coba tuk tetap bertahan
Walau terasa bagai tak berharga...
2.
Apakah Kumpulan puisi “Menembus Batas Cakrawala” karya Diana Silaswati
Juwarsa Bisa dijadikan Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di Tingkat
SMA/sederajat?
Kumpulan puisi “Menembus batas cakrawala” karya Diana
silaswati juwarsa sangat cocok untuk dijadikan bahan ajar pembelajaran
sastra di tingkat SMA, karena didalam kumpulan puisi tersebut banyak
mengandung pembelajaran yang dapat di pahami oleh setiap siswa baik di
tingkat SMA maupun di tingkat SD, SMP dan sederajat.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa: a) Tema dari keseluruhan
puisi yang ada di dalam buku kumpulan puisi “menembus batas cakrawala”
karya Diana silaswati juwarsa ini, kebanyakan menceritakan tentang
realita kehidupan seperti, percintaan, kerohanian, dan peradaban sosial,
b) Tifografi atau bentuk dari kumpulan puisi “menembus batas
cakrawala” tersebut kebanyakan bentuknya itu, menarik untuk membaca,
dan c) Amanat yang terdapat dalam kumpulan puisi ini pada umumnya ia
ingin menyampaikan, agar kita selalu ingat pada kebaikan dan jasa orang
tua, dan kebenaran di Negara kita ini harus di pegang teguh demi
kebaikan dan kemakmuran bangsa kita, dan tetaplah bersabar menanti orang
yang kita sayang meski dia jauh karena dengan ikrar janji suci yang
kuat akan mengabadikan hubungan kita.
2. Saran
Jika kita
membaca puisi hendaklah jangan Cuma di baca, namun akan lebih baik
apabila kita memahami isi dari bait atau larik puisi, agar kita bisa
memahami apa yang di sampaikan oleh si penulis puisi tersebut.
F. Daftar Pustaka
Jassin, H.B. 2004. Darah Laut: Kumpulan Cerpen dan Puisi. Jakarta: Balai Pustaka.
Juwarsa, Diana Silaswati. 2012. Menembus Batas Cakrawala. Bandung: Ultimus.
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pradopo, Rahmat Djoko. 1987. Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Samsulamin. Analisis Unsur Intrinsik Puisi. http://samsuladin.wordpress.com/. 20 Mei 2012.
Sihura, Agustinus. Analisis Puisi. http://gustinussi9.blogspot.com/. 20 Februari 2013.
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Wahyono, Tri. Sekilas Tentang Puisi. http://triwahyono25.wordpress.com/. 25 Mei 2012.
Minggu, 27 Desember 2015
novel
Abstrak
: Novel adalah sebuah cerita fiktif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan
kehidupan tokoh-tokohnya dengan menggunakan alur. Cerita fiktif tidak hanya
sebagai cerita khayalan semata. Tetapi sebuah imajinasi yang dihasilkan oleh
pengarang adalah realitas atau fenomena yang dilihat dan dirasakan. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Tujuan dalam
penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan tentang tema, penokohan, serta nilai
pendidikan dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring.
Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa novel Working Woman karya Ita
Sembiring memiliki tema tentang pengorbanan serta kegigihan seorang perempuan
yang bekerja di perantauan sebagai buruh lepas di sebuah pabrik. Serta terdapat
tokoh utama Cinder Sisada dan tokoh tambahan yaitu Kaliaga Baliardo, Eleanor
Luccini, Annemie Klauwen, Duwen, Billay, Anyos, Marlies, Oseh Hapari, Marijn de
Graf, Hans Konijn, Judy, Dolly. Serta terdapat nilai-nilai pendidikan sosial,
budaya, moral, dan religius yang dapat menjadikan pembelajaran dalam kehidupan.
Kata Kunci:
Analisis Tema, Penokohan, Nilai Pendidkan, Novel.
Abstract: Novel is a fictional story that
attempted to describe or depict the life of his
characters by using grooves. Fictional story as a story not just wishful thinking. But
an imagination that
produced by the author is the reality or
phenomenon seen and felt. The method used is descriptive qualitative
method. The purpose of this research is to
describe about the themes, characterizations, and the value of education in the novel Working Woman by Ita Sembiring.
The results of this study indicate that the novel Working Woman by Ita
Sembiring have themes of sacrifice and tenacity
of a woman who worked overseas as a
casual laborer in a factory. And there is
a main character Cinder Sisada and additional
figures are Kaliaga
Baliardo, Eleanor Luccini, Annemie Klauwen,
Duwen, Billay, Anyos,
Marlies, Oseh Hapari,
Marijn de Graf,
Hans Konijn, Judy,
Dolly. And there is educational value of social, cultural, moral, and
religious learning can make in life.
Keywords:
Analysis of Themes, Personalities, Value Education, Novel.
Pendahuluan
Karya sastra
merupakan suatu karya yang erat dengan ajaran etika, moral, dan akhlak yang
tinggi, maka studi mengenai karya sastra dapat memberikan peranan yang sangat
berarti bagi kehidupan manusia. Selain
itu sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalaui
tulisan yang indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan
dapat menarik para pembaca untuk menikmatinya. Sampai saat ini sastra tidak
hanya dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki budi, imajenasi, dan emosi, tetapi telah dianggap sebagai
suatu karya yang kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual
disamping konsumsi emosi. Karya sastra juga dapat memberikan suatu nilai-nilai
keindahan yang dapat menenangkan jiwa dan menjadikannya suatu tuntunan yang
akan menuntun kearah yang lebih baik.
Menurut Rene Wellek dan Austin Waren (dalam Susanto 2013:21)
mengatakan bahwa sastra adalah insituti sosial yang memakai medium bahasa.
Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan mantra bersifat sosial
merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula sastra menyajikan kehidupan,
dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya
sastra meniru alam dan dunia subjektif kehidupan manusia.
Kajian Teori
Dalam kamus
umum Bahasa Indonesia (2007:37) analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa
(karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk
perkaranya.
Kosasih (2012:60) berpendapat bahwa novel diartikan sebagai karya
imajenatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang
atau beberapa orang tokoh. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2009:4) novel
sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, novel sebagai sebuah karya
fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang
diidealkan, dunia imajenatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya
seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan
lain-lain, yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajenatif.
Novel selain memiliki unsur dan jenis, novel
juga memiliki ciri-ciri, antara lain:
a.
Karya
sastra berjenis narasi.
b. Berbentuk prosa.
c. Bersifat realistis.
d. Karya sastra yang berfungsi sebagai tempat
menuangkan pikiran pengarang sebagai reaksinya atas keadaan sekitarnya.
e.
Bentuknya
lebih panjang dari karya fiksi yang lain.
f.
Alur
ceritanya cukup kompleks.
Jenis-jenis Novel
a.
Berdasarkan
nyata atau tidaknya suatu cerita, novel terbagi dua jenis yaitu :
1)
Novel
Fiksi
2)
Novel
Non Fiksi
b.
Jenis
novel berdasarkan genre cerita yaitu :
1)
Novel
Romantis
2)
Novel
Horor
3)
Novel
Misteri
4)
Novel
Komedi
5)
Novel
Inspiratif
c.
Jenis
novel berdasarkan isi, tokoh, dan pangsa pasar.
1)
Teenlit
2)
Chicklit
3)
Songlit
4)
Novel
dewasa
5.
Unsur-unsur
Intrinsik Novel
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik itu meliputi:
a.
Tema
Tema yaitu pokok persoalan dalam cerita. Dan
tema merupakan suatu permasalahan yang diangkat dalam suatu cerita dan menjadi
garis besar permasalahan yang dipaparkan (Edy Sembodo, 2009:8).
b.
Penokohan dan Perwatakan
Tokoh yaitu individu rekaan yang mengalami
peristiwa atau lakuan dalam suatu cerita (Sudjiman dalam Edy Sembodo, 2009:5). Tokoh
sendiri terbagi menjadi beberapa tokoh, dari tokoh utama, tokoh tambahan, dan
lain-lain.
c.
Plot atau Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang disusun
secara runtut. Alur cerita biasanya dibangun oleh perkenalan, pertikaian,
klimaks, dan akhir cerita. Serta alur cerita bisa bersifat maju maupun mundur.
d.
Latar
Latar yaitu lingkungan yang melingkupi
tokoh-tokoh yang ada pada cerita.
e.
Sudut Pandang
Menurut Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro
(2009:248) mengatakan bahwa sudut pandang, point of view, menyaran pada cara
sebuah cerita dikisahkan.
e.
Amanat
Amanat yaitu
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pesan dalam karya sastra bisa
berupa kritik, harapan, dan usul.
6.
Unsur-unsur
Ekstrinsik Novel
Sedangkan unsur
ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara
tidak langsung mempengaruhi bentuk dan tujuan dalam susunan karya sastra (Edy
Sembodo, 2009:8).
8.
Pengertian
Nilai Pendidikan
Nilai
pendidikan adalah suatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk
berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau bermasyarakat. Sehingga
nilai pendidikan dalam karya sastra merupakan nilai-nilai yang bertujuan
mendidik seseorang atau individu agar menjadi manusia yang baik dan menjadikan
suatu pelajaran atau tuntunan hidup seseorang. Jenis-jenis Nilai Pendidikan
a.
Nilai Pendidikan Budaya
Nilai
pendidikan budaya adalah nilai yang berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan
hasil karya cipta manusia (Kosasih, 2012:3).
b.
Nilai
Pendidikan Moral
Nilai pendidikan moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk
yang menjadi dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya (Kosasih, 2012:3).
c.
Nilai
Pendidikan Sosial
Menurut Kosasih (2012:3) nilai sosial berkaitan dengan tata laku
hubungan antara sesama manusia (kemasyarakatan).
d.
Nilai Pendidikan Religius
Nilai religius ini merupakan
nilainilai pusat yang terdapat di masyarakat. Kehadiran unsur religi dalam
sastra adalah sebuah keberadaan sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2009:326).
Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian suatu metode didasarkan atas kesesuaian
dengan obyek yang akan diteliti. Berdasarkan obyek penelitian tersebut, metode
penelitian yang digunakan untuk menganalisis tema, penokohan, serta nilai
pendidikan ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun
teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian ini adalah menggunakan
teknik studi kepustakaan yaitu membaca secara kritis dan teliti seluruh teks.
Analisis data yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi,
yaitu membahas atau mengkaji isi novel Working Woman karya Ita Sembiring
berdasarkan unsur intrinsik.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.
Bagaimanakah
tema yang terkandung dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring?
Tema yang terkandung dalam novel Working Woman karya Ita
Sembiring yaitu “pengorbanan serta kegigihan seorang perempuan yang bekerja di
perantauan sebagai buruh lepas di sebuah pabrik”.
2.
Bagaimanakah
penokohan dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring?
a.
Cinder
Sisada (tokoh utama)
Cinder merupakan seorang yang memiliki kepribadian yang baik,
sopan, dan beretika serta mempunyai tingkahlaku yang baik.
b.
Kaliaga
Baliardo (suami Cinder)
Kaliaga merupakan seorang yang memiliki kepribadian yang baik,
lemah lembut, sopan dan pengertian. Selain itu dia merupakan tokoh yang
berkembang dalam plot.
c.
Eleanor
Luccini (sahabat Cinder)
Eleanor merupakan seorang yang mempunyai karakter yang baik, suka
memberi semangat, Dan peduli terhadap orang lain serta mau menolong sesama.
d.
Hans
Konijn
Hans Konijn mempunyai karakter yang keras dan disiplin, tapi
dibalik itu semua terdapat sifat yang baik dan lemah lembut terhadap orang
lain.
e.
Judy
Hagenaars
Judy memiliki sifat yang terlalu percaya diri dan suka memanfaatkan
orang lain untuk menyelesaikan sisa pekerjaannya, terutama pada buruh baru.
f.
Annemie
Klauwen
Annemie adalah seorang yang memiliki sifat yang baik dia suka
menolong orang lain.
g.
Marlies
Verschoor
Marlies merupakan seorang buruh yang memiliki sifat sopan meskipun
dia berpenampilan paling kasar dan memakai tato, dan dia orang yang baik
terhadap buruh baru.
h.
Oseh
Hapari
Oseh memiliki sifat yang jelek, suka bertengkar, dan suka
menjelekkan orang lain. Bahkan dia suka memanfaatkan orang lain untuk menyelesaikan
pekerjaannya.
i.
Marijn
de Graaf
Marijn merupakan seorang yang memiliki karakter baik, ramah pada
setiap orang, bahkan dia suka bercanda pada siapa saja, baik itu dari buruh
baru maupun lama.
j.
Duwen
(pekerja pabrik)
Duwen adalah seorang yang mempunyai sifat yang tidak mempunyai
malu, bahkan dia terang-terangan melakukan pencurian di pabrik untuk dibawa
pulang dan oleh-oleh tanpa ada rasa malu dan bersalah.
k.
Billay
Billay merupakan seorang yang mempunyai sifat baik. Akan tetapi
dibalik kebaikannya dia suka mencuri.
l.
Dolly
Marie
Dolly merupakan seorang yang memiliki sifat baik, tegas, dan tidak
suka mempermasalahkan suatu masalah yang telah terjadi atau sudah lewat.
m.
Anyos
Anyos
merupakan seorang yang bijaksana terhadap siapapun, baik itu terhadap buruh
baru atau pun buruh lama. Dari sifat yang dimiliki Anyos banyak para buruh
meminta pendapatnya tentang sikap atau cara kerja para buruh lain di pabrik.
3.
Nilai
pendidikan apa sajakah yang terdapat dalam novel Working Woman karya Ita
Sembiring?
a.
Nilai
Pendidikan Budaya
1)
Nama-nama
orang di Belanda, karena di Belanda sejak dulu wajib menyebutkan nama belakang
yang dimiliki keluaga tersebut. Meskipun nama belakang itu artinya jelek tapi
orang tersebut harus mau dipanggil dengan nama itu.
2)
Di
Indonesia orang tua jaman dahulu memberi nama anak-anaknya sesuka hatinya, apa
yang baru dilihat atau di ucapkan maka anak yang baru lahir akan diberi nama
itu.
b.
Nilai
Pendidikan Moral
1)
Tidak
intropeksi diri, contohnya Judy yang suka cari-cari kesalahan dari orang lain
padahal pekerjaannya sendiri tidak ada yang benar bahkan berantakan.
2)
Mengucapkan
terimakasih, contohnya ketika Eleanor mengucapkan terimakasih kepada Marlies
yang sudah banyak membantu dan memberitahukan cara kerja dihari pertamanya
bekerja.
c.
Nilai
Pendidikan Sosial
1)
Tidak
ramah terhadap orang lain, seperti beberapa tingkah laku para buruh di pabrik
tidak begitu ramah terhadap seorang pendatang atau buruh baru.
2)
Status
sosial antara bawahan dan atasan, seperti di Belanda buruh dan majikan
sama-sama mendapatkan perlakuan yang baik. Tanpa membedakan status sosial
diantara mereka.
d.
Nilai
pendidikan religius
1)
Menomer
satukan Tuhan dari pada Suami dan sahabatnya, seperti yang di percayai Cinder
pada waktu di Belanda yang pertama adalah Tuhan.
2)
Bersembahyang,
seperti adik lelaki Duwen yang bersembahyang di tample dengan menggunakan
benda-benda yang berwarna silver.
Simpulan
Simpulan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut
1.
Dalam
novel Working Woman karya Ita Sembiring terdapat tema yang menceritakan
tentang “pengorbanan serta kegigihan seorang perempuan yang bekerja di
perantauan sebagai buruh lepas di sebuah pabrik”.
2.
Dalam
novel Working Woman terdapat tokoh utama yaitu Cinder Sisada. Dan tokoh
tambahannya yaitu Kaliaga Baliardo, Eleanor Luccini, Hans Konijn, Judy
Haggenaars, Annemie Klauwen, Marlies Verschoor, Oseh Hapari, Marijn de Graf,
Duwen, Billay, Dolly Marie, dan Anyos.
3.
Nilai
pendidikan yang terdapat dalam novel Working Women meliputi :
a.
Nilai
pendidikan budaya diantaranya nama-nama belakang yang wajib di miliki oleh
setiap warga Negara Belanda, meskipun nama itu mempunyai arti jelek.
b.
Nilai
pendidikan moral diantaranya sifat egois, curang terhadap teman, tidak
mempunyai tata krama, dan suka mencuri. Dan ada pula mempunyai sifat baik,
ramah, sopan, dan beretika seperti yang di tunjukkan Cinder.
c.
Nilai
pendidikan sosial seperti halnya cara bergaul dengan orang lain, keramahan,
sikap saling membantu antar teman, dan tolong menolong terhadap orang lain.
d.
Nilai
pendidikan riligius seperti yang ditunjukkan adik Duwen yang bersembahyang di
Tample dengan menggunakan barang yang berwarna silver dan Oseh yang sudah
berbuat mencuri meminta ampun pada Tuhan.
Saran-saran
Bagi pembaca karya sastra sebaiknya
mengambil nilai positif dalam karya sastra yang telah dibacanya dan dapat
mengambil pembelajaran yang terkandung dalam karya sastra tersebut, agar di
kemudian hari dapat di terapkan dalam kehidupan di masyarakat dan pribadi.
Daftar Pustaka
Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Ketrampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Monamariani. 2012. Jenis-Jenis Novel, (online), (http://monamari
aninovel.wordpress.com/2012/12/18/jenis-jenis-novel/), di akses pada tanggal 03
April 2013 pada jam 19.03 WIB.
Langganan:
Postingan (Atom)