semua ini tentang indonesia

Minggu, 29 November 2015

ANALISIS TENTANG CINTA DAN KASIH

Analisis Komponen Makna [sayang] dan [cinta]

  1. Pendahuluan
Manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini dapat disampaikan dengan menggunakan bahasa. Awalnya, manusia belum mengenal bahasa untuk berkomunikasi atau berinteraksi. Namun, adanya kebutuhan untuk berinteraksi satu sama lainnya membuat manusia ingin mencurahkan apa yang dirasakan. Mulai dari menunjuk hingga menirukan sesuatu, manusia terus mencari cara supaya maksud yang ingin disampaikan kepada orang lain tersampaikan. Bahasa hadir sebagai sarana memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Harimurti Kridalaksana (2007:3) bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang disepakati bersama untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri.
Adanya kesepakatan melafalkan bunyi yang sama dan memberikan nama terhadap setiap perilaku, benda, dan sebagainya membuat bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Kesepakatan melafalkan bunyi dan memberikan nama tersebut tergantung manusia yang menyepakati dan daerah tempat tinggal manusia tersebut. Oleh karena itu, di dunia ini terdapat berbagai macam bahasa tergantung wilayah manusia tersebut. Di lain pihak, Ehason dan Jenkins (1999) mengungkapkan bahwa bahasa merupakan alat untuk berpikir, berekspresi, dan berhubungan secara sosial. Bahasa digunakan individu untuk mengekspresikan pikiran, ide, dan perasaannya kepada orang lain. Selain itu, bahasa juga dapat digunakan untuk dapat memahami maksud dan keinginan orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
Dalam hal ini, bahasa memiliki fungsi sebagai alat berkomunikasi dalam kehidupan manusia. Baik atau buruknya komunikasi tergantung dari diterima atau tidaknya pesan atau makna yang disampaikan oleh pemberi pesan. Dilihat dari fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa dijadikan sebagai suatu cabang ilmu. Ilmu yang mempelajari mengenai bahasa disebut ilmu linguistik. Ilmu ini pun terbagi atas linguistik murni, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Ada pula ilmu linguistik terapan, seperti psikolinguistik, antropologi linguistik, neurolinguistik, dan masih banyak lagi. Pada makalah ini, penulis akan memfokuskan bahasan mengenai salah satu ilmu linguistik murni, yaitu semantik. Menurut J.W.M. Verhaar (1981:9) semantik adalah cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti. Chaer (2009:2) juga mengungkapkan bahwa semantik merupakan suatu istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya.
Sebagai salah satu cabang ilmu linguistik, penelitian semantik memiliki cakupan yang luas. Namun, penelitian mengenai semantik leksikal masih belum banyak jumlahnya. Hal tersebut membuat peneliti tertarik menjadikan semantik leksikal sebagai kajian penelitian dalam makalah ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lema-lema bahasa Indonesia yang diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lema adalah kata atau frasa masukan dalam kamus di luar definisi atau penjelasan lain yang diberikan dalam entri. Lema-lema dalam bahasa Indonesia dikumpulkan menjadi satu dalam suatu kumpulan yang disebut sebagai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI merupakan kamus resmi yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Selain itu, penulis juga akan menggunakan berbagai sumber yang memiliki kata sayang dan cinta, seperti novel, koran, dan lain-lain. Hal tersebut akan mempermudah penulis untuk menganalisis data.
Dalam penelitian ini, penulis akan mencari komponen makna sayang dan cinta. Hal tersebut didasarkan pada masih banyak masyarakat, termasuk penulis sendiri yang masih belum mengetahui perbedaan arti sayang dan cinta. Kedua kata tersebut masih sering dianggap sebagai kata yang memiliki persamaan arti. Ketidakjelasan perbedaan makna sayang dan cinta membuat penulis ingin mencari tahu perbedaan makna kedua kata tersebut dengan menggunakan penelitian semantik leksikal. Teknik penelitian yang digunakan dalam makalah ini adalah teknik kepustakaan yang mengambil data dari buku Componential Analysis of Meaning. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perbedaan kata sayang dan cinta. Dalam kehidupan sehari-hari, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk membantu masyarakat menggali kosakata agar dapat menggunakan kata secara tepat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (Kirk dan Miller, 1989:9)
II.    Komponen Makna Menurut Nida
Setiap lema memiliki komponen makna yang berfungsi untuk membedakan lema yang satu dengan lema yang lain. Komponen-komponen makna tersebut berhubungan satu sama lain. Nida (1975: 32-67) mengelompokan beberapa tipe komponen makna, yaitu sebagai berikut.
  1. Komponen bersama (common component), komponen makna yang menghubungkan satu kata dengan kata lain dalam satu ranah semantik. Misalnya, ibu, bapak, anak, kakak, dan adik memiliki komponen bersama, yaitu manusia dan kekerabatan.
  2. Komponen diagnostik (diagnostic component), komponen makna yang digunakan sebagai pembeda dari satu kata dengan kata yang lain.
  3. Komponen penjelas (supplement component), komponen yang diakibatkan perluasan dari suatu kata atau hadirnya makna konotatif. Komponen yang makna ini terbagi atas dua, yaitu komponen yang berasa dari sifat yang diacu dan komponen yang berasal dari sifat unit leksikal (formal, nonformal, dan lain-lain) yang digunakan untuk menunjuk acuannya.
Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk menentukan komponen diagnostik, yaitu.
  1. Pertama, melakukan seleksi terhadap kata-kata yang diasumsikan memiliki relasi yang dekat. Misalnya, bapak, ibu, anak, bibi, paman, keponakan, dan sepupu memiliki komponen makna bersama manusia yang memiliki hubungan darah atau diikat dengan perkawinan.
  2. Kedua, mendaftarkan semua jenis acuan spesifik untuk setiap makna. Misalnya, bapak dan ibu dalam hubungan dengan satu ego hanya menunjuk pada satuan acuan. Namun, bibi, paman, keponakan, dan sepupu tidak menunjuk kepada satu acuan, melainkan dapat mengacu pada beberapa acuan.
  3. Ketiga, menentukan komponen makna yang tepat dalam sebuah kata atau lebih tetapi semua kata dari ranah semantik. Misalnya, ibu, nenek, dan bibi mengacu pada komponen perempuan. Namun, sepupu dan keponakan mengacu kepada komponen pria dan wanita karena kata-kata tersebut tidak secara langsung menjelaskan jenis kelamin dalam komponen maknanya.
  4. Keempat, menentukan komponen diagnostik yang berlaku untuk setiap makna. Misalnya, ibu memiliki komponen makna perempuan, satu generasi di atas dan keturunan langsung.
  5. Kelima, melakukan pemeriksaan silang terhadap data yang dihasilkan dari prosedur pertama.
  6. Keenam, mendeskripsikan secara sistematis fitur diagnostik yang terdapat dalam setiap kata tersebut.
III.      Analisis Komponen Makna [Sayang] dan [Cinta]
Menurut Arnold (1960), cinta dan sayang yang dinyatakan oleh seseorang kepada orang lain akan menimbulkan perasaan berarti terhadap seseorang dan memungkinkan orang itu dapat mengembangkan dirinya. Cinta dan sayang termasuk dalam jenis emosi positif yang dikeluarkan seseorang kepada orang lain. Dalam hal ini, rasa cinta dan sayang sering diartikan sama oleh masyarakat. Padahal, kedua kata tersebut belum tentu mempunyai makna yang sama. Oleh karena itu, untuk menguji komponen makna kata cinta dan sayang, penulis akan menganalisis sesuai dengan langkah analisis komponen makna tunggal dari Nida.
Sebelum masuk dalam langkah analisis komponen makna, penulis akan memaparkan definisi dari kata cinta dan sayang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai berikut.
Image
Langkah pertama dalam menganalisis makna adalah melakukan seleksi terhadap kata-kata yang diasumsikan memiliki relasi yang dekat dengan kata cinta dan sayang. Proses seleksi kata akan dilakukan berdasarkan definisi dari kedua kata tersebut. Kata yang tidak memiliki relasi yang dekat dengan kata cinta dan sayang tidak akan dianalisis lebih lanjut oleh penulis. Berikut kata-kata yang diasumsikan memiliki relasi yang dekat dengan kata cinta dan sayang.
[sayang] = [kasih] [cinta] [suka] [mengasihi] [mencintai]
[kasih] = [sayang] [cinta] [suka] [rindu]
[cinta]= [suka] [sayang] [kasih] [rindu] [terpikat] [berharap] [khawatir] [risau]
[suka]= [senang] [setuju] [kasih]
[rindu]= [berharap] [ingin]
[senang]= [puas] [lega] [betah] [suka] [sayang]
Berdasarkan kata yang diasumsikan memiliki relasi yang dekat dengan kata sayang dan cinta terdapat beberapa definisi kata yang tidak termasuk dalam relasi dekat tersebut. Kata yang tidak memiliki relasi yang dekat dengan kata sayang dan cinta ditandai dengan kata yang dicoret oleh penulis. Kata tersebut dicoret karena adanya perbedaan kelas kata dari kata yang dicari relasi maknanya oleh penulis. Dalam hal ini, penulis mencari kata yang mempunyai relasi dekat dengan kata sayang dan cinta. Kedua kata tersebut termasuk ke dalam kelas kata ajektiva atau kata sifat. Berbeda dengan hal tersebut, kata mengasihi, mencintai, terpikat, dan berharap merupakan bagian dari kelas kata verba. Hal tersebut menyebabkan keempat kata tersebut tidak dapat diperbandingkan karena adanya perbedaan kelas kata dengan kata sayang dan cinta. Perbedaan kelas kata tersebut akan membuat perbedaan pula dalam hal konteks atau ranah semantiknya.
Selain itu, kata khawatir dan risau juga dicoret walaupun kelas kata kedua kata tersebut termasuk dalam kelas kata ajektiva. Hal tersebut disebabkan posisi kedua komponen makna tersebut yang terlalu jauh dengan kata cinta. Biasanya, komponen makna yang masih memiliki relasi yang dekat dengan kata yang dicari adalah maksimal definisi kata ketiga dari KBBI. Jika semakin banyak definisi yang dijelaskan, maka semakin jauh pula kedekatan komponen makna kata tersebut. Perbedaan ranah tersebut terlihat dari konteks contoh kalimat yang terdapat di KBBI. Kata sayang dan cinta memiliki ranah kata yang mengandung makna positif, sedangkan kata khawatir dan risau lebih merujuk kepada ranah kata yang mengandung makna negatif. Ranah kata yang bertolak belakang tersebut menunjukkan indikasi bahwa kata khawatir dan risau tidak dapat digolongkan memiliki relasi yang dekat dengan kata sayang dan cinta.
Namun, terdapat pula komponen makna dari definisi awal yang dicoret oleh penulis. Misalnya, kata puas, lega, dan betah. Ketiga kata tersebut termasuk ke dalam kelas kata ajektiva atau kata sifat. Meskipun demikian, ketiga kata tersebut tidak mempunyai relasi yang dekat dengan kata cinta dan sayang. Hal tersebut telihat dalam contoh kalimat yang terdapat dalam KBBI. Dalam KBBI, kata puas, lega, dan betah mempunyai perbedaan ranah dengan kata cinta dan sayang. Hal yang membedakan adalah kata puas, lega, dan betah asosiasinya lebih kepada perasaan yang telah terpenuhi hasratnya. Hal tersebut berbeda dengan kata sayang dan cinta yang asosiasinya lebih kepada perasaan yang belum terpenuhi atau belum mendapat timbal balik.
Sebenarnya, di komponen makna kata cinta terdapat kata rindu pada definisi keempat. Penulis masih mencari komponen makna rindu karena rindu termasuk ke dalam kata yang diasumsikan memiliki kedekatan dengan cinta. Hal tersebut ditandai dengan kelas kata dari kata rindu adalah ajektiva dan memiliki konteks ranah yang sesuai dengan kata cinta, yaitu memiliki makna positif. Namun, komponen makna rindu adalah berharap. Komponen makna rindu tersebut sudah mengalami perpindahan kelas kata dari kelas kata ajektiva ke kelas kata verba. Hal tersebut membuat kata berharap dicoret dari daftar kata yang memiliki kedekatan dengan kata cinta.  Hal yang sama juga terjadi pada komponen makna ingin. Kata ingin dicoret dari daftar kata yang memiliki kedekatan dengan kata cinta karena termasuk dalam kelas adverbial.
Selanjutnya, kata yang diasumsikan memiliki relasi yang dekat dengan kata cinta dan sayang didaftarkan sesuai jenis acuan spesifik untuk setiap makna. Hal ini dimaksudkan agar terlihat mana kata yang memiliki kecondongan terdekat dengan kata cinta dan sayang dengan melihat komponen makna yang paling mendekati dan berhubungan. Berikut daftar jenis acuan kata sayang dan cinta.
Image
Berdasarkan daftar acuan dari kata cinta dan sayang dapat terlihat bahwa kedua kata tersebut mempunyai jenis acuan yang sama. Hal tersebut disebabkan komponen makna kedua kata tersebut saling berhubungan dan sama satu dengan yang lainnya. Bagaimana tidak, komponen makna kata cinta adalah kasih, suka, dan sayang, sedangkan komponen makna sayang adalah kasih, suka, dan cinta. Kata yang membedakan komponen makna keduanya adalah pada kata cinta dan sayang itu sendiri. Jika pada kata sayang komponen maknanya ada kata cinta, tetapi pada kata cinta komponen maknanya ada kata sayang. Hal tersebut membuat kata yang terdapat dalam komponen makna kasih dan suka akan mengacu kepada kata senang. Begitu pula kata kasih yang memiliki makna sayang, cinta, dan suka serta kata suka yang memiliki komponen kasih dan senang. Semua kata tersebut saling berhubungan dan sama satu dengan yang lain. Oleh karena itu, jenis acuan kata sayang dan cinta tidak memiliki perbedaan atau sama.
Berdasarkan jenis acuan kata sayang dan cinta, maka dapat terlihat bahwa tidak ada perbedaan dari kedua kata tersebut. Padahal, penelitian ini ingin mengungkapkan perbedaan kata sayang dan cinta memakai analisis komponen makna. Namun, hasil yang sama seperti ini membuat penulis tidak akan melihat perbedaan kata cinta dan sayang dengan mengacu kepada KBBI saja. Dengan demikian, penulis akan mengaitkan kata cinta dan sayang dengan contoh penggunaan di masyarakat dalam sebuah kalimat. Data yang diambil dari berbagai sumber untuk mengetahui kecenderungan dan pola pemakaian kata cinta dan sayang di masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan agar penulis dapat melihat perbedaan kata cinta dan sayang. Hal tersebut disebabkan kontruksi kata cinta dan sayang sudah dimiliki masyarakat, tetapi belum ada definisi yang jelas sekalipun di KBBI. Padahal, bisa saja penggunaan kedua kata tersebut di masyarakat berbeda. Misalnya, jika seseorang ingin menyatakan perasaan kepada lawan jenis lebih memilih kata cinta daripada kata suka dan sayang.
Untuk mengetahui secara lebih jelas perbedaan kata sayang dan cinta, penulis perlu melihat pola dan penggunaan kedua kata tersebut di masyarakat. Berikut ini salah satu kutipan penggunaan kata sayang dan cinta.
“Annalise berbalik dan tersenyum, kali ini lebih pasti dari sebelumnya. “Aku sayang kamu, Nat.”
Nata tidak jadi menyelesaikan kalimatnya, terdiam dan mengapa setelah pernyataan simple itu keluar dari mulut Annalise.
“Maaf kalau aku membuat kamu merasa nggak nyaman.” Annalise merenggangkan pegangannya pada gelas di tangannya, yang tanpa teraa sudah menyisakan bekas di kulit. “Kamu nggak usah bilang apa-apa. Aku nggak butuh jawaban, karena aku lebih suka kita berteman seperti biasa. Bisa, kan?” (Refrain: 185)
Berdasarkan kutipan di atas, kata sayang diungkapkan Annalise, seorang perempuan kepada Nata, seorang pria. Kutipan di atas diambil dari novel yang berjudul Refrain yang ditulis oleh Winna Effendi. Pengungkapan kata sayang tersebut ditujukan Annalise sebagai rasa mengungkapkan perasaan kepada teman. Annalise tidak berharap lebih selain berteman. Hal tersebut menunjukkan bahwa perasaan sayang itu tidak membutuhkan jawaban dari lawan bicaranya. Kata sayang juga terlihat dapat membatasi perasaan seseorang sehingga dengan adanya kata sayang, penutur dan mitra tutur tidak mengarah kepada hubungan yang lebih dari teman.
Sama dengan kutipan di atas, kutipan berikut ini juga memperlihatkan kata sayang ditujukan untuk seseorang yang memang telah lama bersama. Kebersamaan tidak diartikan sebagai hubungan yang lebih dari sekadar teman. Kebersamaan itu ada karena waktu yang lama pula. Berikut kutipan yang diambil dari novel Writer versus Editor yang ditulis oleh Ria N. Badaria.
“Dua tahun selalu bersama dengan seseorang jelas menumbuhkan perasaan sayang yang dalam. Perasaan yang membuat kita takut kehilangan.” (Writer versus Editor: 73)
Kutipan di atas menjelaskan bahwa perasaan sayang muncul ketika seseorang berada bersama seseorang lainnya dalam waktu yang lama. Kebiasaan selalu bersama tersebut memunculkan anggapan takut kehilangan. Rasa takut kehilangan tersebut disebabkan intensitas yang sering membuat jika kebiasaan tersebut tidak ada, maka akan ada seseuatu yang ganjil sehingga menimbulkan rasa takut kehilangan. Namun, rasa takut kehilangan ini tidak diartikan sebagai perasaan sayang yang melebihi perasaan sebagai teman. Hal tersebut disebabkan dalam novel ini kata sayang dan cinta memiliki arti yang beda. Perbedaan arti tersebut terlihat dalam kutipan berikut ini.
“Rengga membelai lembut pipi Nuna, berharap apa yang dilakukan bisa membuat Nuna merasa kuat. Berharap Nuna bisa merasakan ada seseorang yang sayang, atau mungkin mulai mencintainya, dan sekarang amat sangat peduli padanya.” (Writer versus Editor: 176)
Dari kutipan di atas, pengarang novel membedakan tingkatan kata sayang dan kata cinta. Hal tersebut terlihat dari penyebutan kata sayang terlebih dahulu baru kemudian kata cinta yang diawali dengan kata mulai. Kata mulai sebelum kata cinta membuat indikasi bahwa kata sayang dan cinta mempunyai perbedaan. Dengan melihat kutipan di atas dan kutipan halaman 73, penulis beranggapan bahwa kata sayang ditujukan untuk mengungkapkan perasaan kepada teman, sedangkan kata cinta ditujukan untuk mengungkapkan perasaan kepada lawan jenis dan mengharapkan lebih dari sekadar pertemanan.
Masih dalam novel yang sama, yaitu Writer versus Editor, anggapan penulis mengenai kata cinta yang ditujukan kepada lawan jenis dan bukan teman diperkuat dalam kutipan berikut ini.
“Tanpa disadari Arfat, dia baru saja mendengar pernyataan atau ungkapan cinta langsung dari Nuna, Sarangha yo, sering diartikan sebagai “aku cinta kamu” dalam bahasa Korea.” (Writer versus Editor: 132)
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Nuna mengungkapkan perasaan kepada lawan jenis dengan menggunakan bahasa Korea. Meskipun pengungkapan dilakukan dalam bahasa Korea, tetapi arti dari ungkapan bahasa Korea tersebut adalah aku cinta kamu. Hal tersebut terlihat bahwa kata cinta dipakai untuk mengungkapkan perasaan laki-laki kepada perempuan dan sebaliknya yang mengharapkan status yang lebih dibandingkan sekadar sebagai teman. Hal tersebut juga terlihat dalam novel Refrain. Novel karya Winna Eefendi tersebut juga menunjukkan bahwa kata cinta digunakan atau dipakai untuk menggambarkan perasaan kepada orang yang spesial dan bukan teman. Biasanya, seseorang yang spesial dan bukan teman disebut dengan istilah pacar. Berikut kutipannya.
“Niki menyebut nama abang Nata, yang akhir-akhir ini sedang dilamun cinta dengan pacarnya.” (Refrain: 2)
Sementara itu, pemakaian kata cinta dan sayang dalam kehidupan sehari-hari penulis dapat dikaitkan atau disejajarkan dengan kata suka. Selain termasuk dalam komponen makna kata cinta dan sayang, kata suka juga dapat mewakili kata cinta dan sayang walaupun pemakaiannya berbeda. Bandingkan ketiga kalimat berikut ini.
Aku sayang kamu, Nat.
Aku cinta kamu, Nat.
Aku suka kamu, Nat.
Ketiga kalimat tersebut memiliki arti yang sama, yaitu mengungkapkan perasaan yang bersifat positif dan ditujukan kepada mitra tutur atau lawan bicaranya. Namun, intensitas pemakaian pengungkapan perasaan kepada lawan jenis dan mengharapkan status lebih dari sekadar teman lebih cenderung memakai “aku cinta kamu, Nat”. Hal tersebut dirasa dapat mewakili perasaan yang dirasakan lawan jenis yang menjadi penutur. Hal tersebut juga membuat kontruksi kata cinta memiliki perbedaan dengan kata sayang dan suka.
Lebih lanjut, penulis beranggapan bahwa kata sayang juga tidak hanya ditujukan kepada teman, tetapi dapat ditujukan kepada orang tua, saudara, dan hewan peliharaan. Hampir sama seperti kata sayang yang ditujukan kepada teman, kata sayang yang ditujukan kepada orang tua, saudara, dan hewan peliharaan juga timbul dari adanya kebiasaan. Selain itu, adanya perlakuan yang tidak biasa dengan intensitas yang terus menerus membuat kata sayang lebih tepat ditujukan. Terlebih lagi, kata sayang tidak mengharapkan timbal balik dari lawan bicara. Hal tersebut dapat terlihat dalam kutipan berikut ini.
“Aku sayang mama dan papa.” (perasaan sayang kepada orang tua)
“Aku sayang banget sama Dora, kucing Persia pemberian orang tuaku.” (perasaan sayang kepada hewan peliharaan)
“Meskipun kami suka beradu pendapat, tetapi aku tetap sayang sama kakak aku.” (perasaan sayang kepada saudara)
Berbeda dengan kata cinta dan sayang, kata suka malah lebih luas cakupan pemakaiannya di masyarakat. Dalam hal ini, pemakaian kata suka bisa ditujukan untuk mengungkapkan perasaan tertarik kepada sebuah barang, makanan, dan benda lainnya. Selain itu, kata suka juga bisa ditujukan untuk menggungkapkan perasaan menyetujui sebuah pendapat dan minat akan sesuatu hal, seperti organisasi atau kegiatan lainnya. Berikut kutipannya.
“Aku suka makan bubur ayam yang di dekat kantor Paman kamu.” (perasaan tertarik kepada makanan)
“Aku suka sama pendapat kamu. Pendapat kamu itu bijaksana.” (perasaan menyetujui pendapat)
“Aku suka banget ikut PMR soalnya kakak-kakaknya baik.” (perasaan minat kepada organisasi)
Berdasarkan perbedaan kata cinta dan sayang, maka penulis dapat membuat hierarki taksonomi. Hierarki taksonomi mengkategorikan komponen-komponen kata ke dalam kategori tertentu. Bentuk hierarki taksonomi yang baik dapat memberikan keteraturan dan keefisiensian dari kumpulan kategori dari tingkat yang berbeda dalam spesifikasi. Hal ini dimaksudkan supaya terlihat bahwa kata sayang dan cinta mempunyai perbedaan dan menunjukkan tingkatan mana yang lebih luas dan lebih sempit. Berikut hierarki taksonomi dari kata cinta dan sayang.
Image
Hierarki taksonomi di atas menunjukkan bahwa tingkatan tertinggi terdapat dalam kata suka. Hal tersebut disebabkan pemakaian kata suka yang dapat mewakili dan menggantikan kata sayang dan cinta walaupun pemakaiannya berbeda.  Kemudian pemakaian kata sayang dan cinta dibedakan berdasakan tujuan penggunaan atau pemakaian. Biasanya, kata sayang lebih sering ditujukan kepada orang tua, saudara, dan hewan peliharaan, sedangkan kata cinta lebih sering ditujukan kepada lawan jenis dan berharap lebih dari teman. Tingkatan kata sayang dan cinta juga disamakan dan berada di bawah kata suka. Hal tersebut disebabkan jika pemakaian kata sayang diganti dengan kata cinta dan begitu juga sebaliknya, maka akan menimbulkan perbedaan makna.
IV       Penutup
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kata sayang dan kata cinta mempunyai perbedaan makna. Perbedaan kedua kata tersebut tidak dapat dilihat jika menggunakan analisis komponen makna yang berdasar kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) saja. Hal tersebut disebabkan komponen makna dan acuan kata sayang dan cinta dalam KBBI memiliki persamaan. Kata yang membedakan komponen makna keduanya adalah pada kata cinta dan sayang itu sendiri. Jika pada kata sayang komponen maknanya ada kata cinta, tetapi pada kata cinta komponen maknanya ada kata sayang. Padahal, komponen makna kata cinta adalah kasih, suka, dan sayang, sedangkan komponen makna sayang adalah kasih, suka, dan cinta.
Perbedaan kata sayang dan cinta justru dapat dilihat dari tujuan pemakaian kedua kata tersebut di masyarakat. Dengan mengacu kepada dua novel, yaitu Refrain dan Writer versus Editor, penulis menemukan bahwa kata sayang memiliki makna ungkapan perasaan yang ditujukan kepada teman karena adanya hubungan yang dekat dalam waktu yang lama. Selain itu, kata sayang juga tidak mengharapkan jawaban dan timbal balik dari lawan bicaranya. Hal tersebut berbeda dengan makna kata cinta, yaitu ungkapan perasaan yang ditujukan kepada lawan jenis yang mengharapkan timbal balik dan menginginkan status yang lebih dibandingkan sebagai teman. Tidak hanya itu, kata sayang juga dapat ditujukan kepada orang tua, saudara, dan hewan peliharaan. Hal tersebut terlihat dari intensitas pemakaian tertinggi di dalam pengalaman kehidupan penulis.
Terakhir, pemakaian kata sayang dan cinta berada di dalam tingkatan yang sama dalam hierarki taksonomi. Hal tersebut disebabkan kedua kata tersebut tidak dapat dipertukarkan posisinya dan memiliki makna yang berbeda. Hal itu membuat kata sayang dan kata cinta berada di bawah tingkatan kata suka. Tingkatan kata suka tersebut berada di atas kata sayang dan cinta karena pemakaian kata suka bisa disejajarkan dan dipertukarkan dengan kata sayang dan cinta. Meskipun demikian, kata suka tetap memiliki makna yang berbeda jika dalam kalimat yang sama dengan kata sayang dan cinta. Keunggulan kata suka disebabkan kata tersebut lebih luas jangkauan atau cakupan pemakaiannya dibandingkan kata sayang dan cinta.
Daftar pustaka
Chaer, Abdul. 2007. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Harimurti Kridalaksana. 2007. Bahasa dan Linguistik. Dalam Kushartanti, dkk. 2007. Pesona Bahasa: Langkah awal memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kirk, J., Miller, M. 1986. Reliability and Validity in Qualitative Research. California: Sage Publication.
Nida, Eugene. 1975. Componential Analysis of Meaning. Netherland: The Hague.
Pramanik, Niken. 2005. Medan Makna Ranah Emosi dalam Bahasa Indonesia. (Tesis). Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

CINTA KASIH TERHADAP SESAMA



MAKALAH ISBD MANUSIA DAN CINTA KASIH
BAB I
PENDAHULUAN

Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfilman memperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita romantika.
Dari jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula.Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental.Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil Gibran, seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah sebuah kemisterian”.Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bisa di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan cinta.
Kendati pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu,  cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya.
Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta Kasih, agar dapat membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada akhirnya.


BAB II
PERMASALAHAN

Banyak alasan pentingnya membicarakan manusia dan cinta kasih. Dalam memahami atau mempelajari manusia dan cinta kasih tentu tidak akan mendefinisikannya secara universal dan objektif tetapi berpatokan pada jenis – jenis atau macam – macamnya. Manusia dan cinta kasih ada hubungannya dengan unsur – unsur membentuknya.Banyak orang melihat masalah cinta ini pertama – tama sebagai masalah dicintai dan bukan masalah mencintai, yaitu masalah kemampuan orang untuk mencintai. Pendapat semacam ini akan mendorong manusia untuk selalu mempermasalahkan bagaimana supaya ia di cintai, atau bagaimana supaya ia menarik orang lain. Dan untuk mengejar tujuan ini umumnya orang menempuh beberapa jalan.Permasalahan yang sering timbul dikalangan masyarakat ataupun sekarang ini yaitu mengenai perasaan cinta.Ada orang yang menyatakan cinta, namun dalam perjalanannya orang itu hanya mementingkan perasaannya sendiri tanpa mementingkan perasaan orang yang mencintainya. Tak jarang perasaan cinta yang dimiliki seseorang, menyampaikannya dengan cara yang salah. Orang semacam ini biasanya tidak mengetahui bagaimana cara menyampaikan perasaan cinta dan kasih yang dimilikinya. Banyak juga orang yang memendam perasaannya karena tidak tahu bagaimana cara menyampaikan perasaan yang dimilikinya kepada orang yang ingin disampaikan perasaannya itu.
Berdasarkan uraian di atas maka berikut penulis akan merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah pengertian cinta kasih tersebut?
  2. Apakah pengertian kasih sayang?
  3. Apa sajakah macam bentuk cinta kasih itu?
  4. Bagaimana mewujudkan rasa cinta dan kasih sayang agar kehidupan tentram dan damai terjadi?
BAB III
PEMBAHASAN

1.            HAKIKAT CINTA KASIH
Cinta merupakan suatu istilah yang sulit untuk dibatasi secara jelas karena cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental.
Secara sederhana cinta bisa dikatakan sebagai panduan rasa simpati antara dua makhluk. Rasa simpati ini tidak hanya berkembang diantara pria dan wanita, akan tetapi bisa juga di antara pria dengan pria wanita dengan wanita pada hal ini bisa dimisalkan hubungan cinta kasih antara seorang ayah dengan anak laki-lakinya atau cinta seorang ibu dengan anak gadisnya.cinta sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, semua manusia haus akan cinta salah satunya banyak orang yang tiada henti-hentinya menonton film tentang kisah cinta, baik yang berakhir bahagia maupun sebaliknya dan banyak juga orang yang suka mendengarkan berpuluh-puluh lagu yang bermotif tentang cinta, walau demikian hampir semua orang tidak pernah berfikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Banyak orang yang beranggapan bahwa cinta itu tidak lebih dari sekedar perasaan menyenangkan, yang untuk mengalaminya orang harus terjatuh ke dalamnya.Sikap semacam itu pada hakikatnya berdasar pada pendapat-pendapat berikut ini, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
Banyak orang yang melihat masalah mencintai itu merupakan malasah kemampuan orang untuk mencintai. Pendapat semacam ini akan mendorong manusia untuk selalu mempermasalahkan bagaimana supaya ia dicintai, atau bagaimana supaya ia menarik orang lain. Untuk mengejar tujuan ini biasanya laki-laki akan berusaha menjadi sukses , berkuasa dan kaya sejauh dimungkinkan oleh batas-batas kedudukan sosialnya. Sementara yang wanita biasanya membuat dirinya lebih menarik dan cantik, lebih merangsang dan lain sebagainya. Selain itu, cara yang dianggap bisa menarik orang lain adalah dengan memupuk tingkah laku yang menyenangkan, menyuguhkan tutur kata yang menarik suka menolong, sopan dan dan tindakan-tindakan lain yang bersifat tidak mengganggu orang lain.Cinta adalah suatu kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Secara demikian bisa pula dikatakan bahwa salah satu esensi dari cinta adalah adanya kreatifitas dari diri seseorang terutama terletak pada aspek memberi dan bukan menerima.

2.                  CINTA KASIH DALAM BERBAGAI DIMENSI
Cinta boleh dibilang telah menjadi bagian hidup manusia.Pengakuan hal ini merupakan pengertian yang sangat umum.Lewat pembahasan itu pula barangkali juga sempat menangkap wawasan yang lebih luas dari hubungan cinta kasih antar insan. Cinta tidak sekedar peraturan antara unsur-unsur yang telah disebutkan, tetapi lebih luas dari itu ia mempunyai hubungan pengertian dengan konstruk lain misalnya kasih sayang, kemesraan, belas kasihan ataupun dengan aktivitas pemujaan.
Kasih sayang paling btidak menuntut adanya dua pihak yang terlibat di dalamnya yaitu seseorang  yang mencurahkan perasaan sayang, cinta atau suka dan seseorang yang memperoleh curahan kasih sayang, cinta dan suka itu sendiri.
Perhatian itu pada dasarnya pada dasarnya merupakan salah satu unsur dasar dari kisah cinta. Sebagai manusia normal kita sangat membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidup kita. Kasih sayang adalah sesuatu yang indah, suci dan didambakan oleh setiap orang. Seseorang tidak akan memperoleh kasih sayang apabila tidak ada orang lain yang memberi. Dengan bertitik tolak kepada kasus hubungan antara orang tua dengan anaknya kita bisa membedakan sebagai bentuk kasih sayang berikut ini:
Pertama, orang tua bersikap aktif sementara si anak bersikap pasif, dalam hubungan ini orang tua memberikan kasih sayang yang berlebihan terhadap anaknya, sementara si anak hanya menerima saja, mengiyakan tanpa sedikitpun berusaha memberikan respon. Kondisi semacam ini biasanya akan menciptakan anak yang senantiasa takut, kurang berani menytakan pendapat, minder, atau dengan kata lain cenderung membentuk sosok anak yang tidak mampu berdiri sendiri dalam masyarakatnya.
Kedua, orang tua bersikap pasif sementara si anak bersifat aktif.Si anak mencurahkan kasih sayang kepada orang tuanya secara berlebihan.Orang tua cenderung mendiamkan tingkah laku anaknya dan tidak memberikan respon terhadap apapun yang diperbuat si anak.
Ketika, suatu bentuk kasih sayang dimana orangtua bersikap pasif sementara si anak juga bersikap pasif. Dalam bentuk ini jelas masing-masing pihak membawa cara hidup dan tingkah lakunya tanpa saling mempertahankan satu sama lain. Suasana keluarga terasa dingin tidak ada tegur sapa dan yang jelas tiada kasih sayang.Kecenderungan yang menonjol dalam bentuk ini orang tua hanya memenuhi kebutuhan anak dalam bidang materi semata-mata.
Sedang bentuk keempat adalah suatu bentuk kasih sayang dimana orangtua bersikap aktifsementara si anak juga bersikap aktif. Dalam bentuk ini orangtua dan anak salig memberikan kasih sayang scara berlebihan, sehingga hubungan antara orangtua dan anak terasa intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, dan yang jelas saling membutuhkan
Kasih sayang adalah satu kondisi yang merupakan pertumbuhan lebih lanjut dari cinta dalam kasih sayang masing-masing dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, dan saling terbuka, sehingga keduanya seakan-akan merupakan satu kesatuan yang bulat utuh. Namun satu hal pasti ia tidak akan muncul dan berkembang tanpa ada suatu pihak yang memberikannya. Meskipun demikian, satu hal juga patut dipertimbangkan, bahwa sebelum kita berkehendak memberikan kasih sayang kepada orang lain. Sudah tentu kita harus mampu terlebih dahulu memberikan kasih sayang itu kepada diri kita sendiri secara wajar.

3.  KASIH SAYANG
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S.Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Ada berbagai macam bentuk kasih sayang , bentuk itu sesuai dengan kondisi penyayang dan yang disayangi. Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak sadar dari masing – masing pihak dituntuttanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran akan terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya sesuai atau istri atau anak – anaknya yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah atau ibunya.
Kasih sayang itu tampak sekali bila seseorang ibu sedang menyusui atau menggendong bayinya itu diajak bercakap – cakap, ditimang-timang, dinyanyikan, meskipun bayi itu tak tahu arti kata – kata , lagu dan sebagainya.

4. K E M E S R A A N
Kemesraaan berasal dari kata dasar “mesra”, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan akrab baik antara pria-wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam.
Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya “MAKNA KASIH” mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain.”
Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet”. Bila di Indonesia kisah Mendut Pranacitra.
Yose Ortega Y. Gasset dalam novelnya “On Love” mengatakan, “di kedalaman sanubarinya seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya.Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya.”
Selanjutnya Yose mengatakan, bahwa si pecinta tidaklah akan kehilangan pribadinya dalam aliran energi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya.
Di bawah sorotan pandangan evolusi, cinta menjadi lebih agung lagi, karena ia merupakan daya pemersatu dalam alam semesta, dan kondisi utama yang memungkinkan hidup. Kemampuan mencintai ini memberi nilai pada hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan.Kemesraan adalah perwujudan dari cinta.
Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia.Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Hubungan yang akrab dituangkan dalam bentuk seni misalnya seni pahat, seni patung, seni lukis, seni sastra, dan sebagainya sesuai dengan bakatnya.Dalam seni tari berbagai daerah mengenai bentuk tari kemestaan seperti tari “Karonsih” dari Jawa Tengah, tari “Gatotkaca Gandrung” juga dari Jawa Tengah.Tari “Merak” dari Jawa Barat, dan lain-lain yang biasanya ditarikan dalam resepsi perkawinan.
Dalam seni musik, lagu kemesraan hampir tiap menit kita dengar melalui radio atau alat media elektronika yang lain. Lagu-lagu kemesraan antara lain “Cinta” ciptaan Rinto Harahap, “Mimpi-mimpi Tinggallah Mimpi” ciptaan Tirto Saputra dan lain-lain.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai kasus kemesraan. Di dalam drama TVRI yang berjudul  Tigor, betapapun mesra hubungan Tigor dengan Minah, namun orang tua Minah, Jaya Kepruk semula tak menginginkan hubungan anaknya dengan Tigor, pemuda “seberang”.
Tigor pemuda dari Tapanuli, bertugas di daerah Jaya Kepruk untuk membantu pembangunan daerah itu.Ia mendukung gagasan Pak Lurah yang bermaksud membuat saluran air dengan mengorbankan sebagian tanah sawah Jaya Kepruk, tetapi gagasan itu sangat menguntungkan orang banyak.
Jaya Kepruk tidak setuju gagasan Lurah yang merugikan dirinya.Tigor mendukung gagasan itu, demi kepentingan orang banyak.Ia mencintai Minah, anak Jaya Kepruk, tetapi dukungan terhadap gagasan Lurah tetap tak dicabut dan tak mengendor. Kepribadian  kuat seperti itulah yang dibutuhkan untuk membangun  tanah air yang kita cintai ini.
Dalam drama TVRI itu, kita jumpai nilai-nilai manusia.Penyadaran pengertian bangsa, bahasa dan tanah air. Tokoh Tigor yang dikatakan pemuda “seberang” oleh orang  kampung di daerah Jawa Tengah, berhati lurus sesuai dengan namanya, dan bertanggung jawab atas segala ucapan dan tindakannya.
Kesimpulan:
Kemesraan adalah hubungan akrab antara pria-wanita atau suami-isteri.Kemesraan merupakan bagian hidup manusia.Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai kasus kemesraan.Kemesraan dapat membangkitkan daya kreativitas manusia untuk menciptakan atau menikmati seni budaya, seni sastra, seni musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya.
Dalam lukisan seni budaya itu mengandung nilai-nilai kehidupan, moral pelakunya, kebobrokan sosial, ketidakadilan, dan sebagainya.Semua itu wajib dikaji para cendekia agar dirinya tidak terkungkung dalam bidangnya.

5. P E M U J A A N
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan.Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Hal ini, karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.Apakah sebab hal itu terjadi karena Tuhan pencipta alam semesta.Seperti dalam surat Al-Furqan ayat 59-60 yang menyatakan,”Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa di antara keduanya dalam enam rangkaian masa, kemudian Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia Maha Pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui”. Selanjutnya ayat 60, Bila dikatakan kepada mereka, “Sujudlah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih”.
Manusia cinta kepada  Tuhan, karena Tuhan sungguh Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan atau sembahyang. Dalam surat An-Nur ayat 41 antara lain dinyatakan,”Apakah engkau tidak tahu bahwasanya Allah itu dipuja oleh segala yang ada di langit dan di bumi . . . . . .”
a.                 Cara pemujaan
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Sembahyang di rumah, di masjid, di gereja, di pura, di candi bahkan di tempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Di alam semesta ini tidak ada seorang pun yang membantah bahwa Tuhan itu pencipta segala-galanya. Bahwa Tuhan Maha, Kuasa, Mahatahu, Maha Menentukan, Mahabijak, Mahakasih dan masih banyak maha lagi sifat Tuhan, tidak ada yang menyangkal.
             b.                 Tempat pemujaan
Masjid, gereja, candi, pura, dan lain lagi merupakan tempat manusia berkomunikasi dengan Tuhannya atau yang dianggap Tuhan. Di tempat-tempat itu dianggap Tuhan  “berada”, karena itu orang Islam menamakan masjid “rumah Allah”, maka wajarlah tempat-tempat itu dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Bangsa Indonesia memiliki Borobudur sebagai tempat pemujaan agama Budha yang tidak ada duanya di dunia pada jamannya.Untuk itu bangsa Indonesia bangga, meskipun bangsa Indonesia yang tinggal di sekitar Candi Borobudur pada waktu ini tidak lagi memeluk agama Budha. Hal ini merupakan bukti akan kemaksimalan bangsa Indonesia pada waktu itu akan cintanya kepada Tuhannya.

              c.                  Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan
Seperti dikemukakan di depan cinta menimbulkan daya kreativitas pencintanya. Pengertian kreativitas antara lain ialah mencipta. Dalam seni pahat banyak kita jumpai arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa atau sesuatu yang dipujanya.Sudah tentu tinggi rendahnya hasil seni itu bergantung kepada kemampuan penciptanya.
 6. BELAS KASIH
            Dari surat AL-Qalam ayat 4 maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.
            Dalam essay “C N Love” ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak mengandung unsur “pamrih”.Belas kasihan yang kita tumpahkan benar- benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang kepada pengemis agar mendapat pujian, itu berarti tidak ikhlas , berarti ada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi di dalam masyarakat.

7. MANUSIA DAN CINTA KASIH
            Cinta amat penting dalam kehidupan manusia.Karena cinta itulah kehidupan ini ada.Bukan hanya manusia, bahkan binatang-binatang pun sesungguhnya berbuat sesuatu karena dorongan perasaan cinta.Hanya bedanya, manusia berbuat karena kesadaran atau akalnya, sedangkan binatang berbuat karena nalurinya.
            Jadi perasaan cinta pun dapat dipengaruhi oleh dua sumber, yaitu perasaan cinta yang digerakkan oleh akal budi, dan perasaan cinta yang digerakkan oleh nafsu.Yang pertama disebut cinta tanpa pamrih atau cinta sejati.Dan yang kedua disebut cinta nafsu atau cinta pamrih.
            Perasaan antar sesama, hendaknya perasaan cinta yang berangkat dari dasar rasa ‘tepa selera’. Dengan cara menempatkan diri kita pada diri orang lain. Dengan demikian kita akan merasa satu dengan orang yang kita cinta. Dalam cinta kasih atau cinta sejati tidak ada kehendak untuk memiliki, apalagi menguasai.
            Cinta kasih atau cinta sejati adalah rasa cinta yang tulus dan tidak memerlukan atau menuntut balas. Maka cinta kasih itu akan meliputi seluruh dunia, tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainnya; karena ia tidak bergantung kepada sesuatu yang ada dan melekat pada sesuatu yang dicintai. Cinta kasih ‘keberadaannya’ bukan disebabkan oleh unsur-unsur yang bersifat eksternal, yang ada di luar diri kita, melainkan justru oleh unsure-unsur yang besifat internal, yang bersemayam dan berkembang di dalam diri kita masing-masing.
            Cinta kasih tidak mengenal diri, cemburu, persaingan dan sebangsanya.Dukannya adalah duka kita, gembira nya adalah gembira kita.Bagi cinta kasih pengorbanan adalah suatu kebahagiaan.Sebaliknya ketidakmampuan membahagiakan atau paling tidak meringankan beban yang dicintai atau dikasihi adalah suatu penderitaan.

BAB IV
 PENUTUP


Kesimpulan

Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan :
  1. Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang
  2. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
  3. Cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
  4. Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.

Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga  mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA


Alamsyah, M 1987.Budi Nuarani Filsafat Berikir. Jakarta :Titik Terang.
Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.
Poedjawijatna, I.R. 1986. Etika, Filsafat Tingkah Laku. Jakarta : Bina Aksara.
Faisal, Sanapiah dan Mappiare. Tanpa Tahun. Demensi-Demensi Psikologi.Surabaya : Usaha Nasional.
From.Erich. 1983.Seni Mencintai. Jakarta: Sinar Harapan
http://feycomunity.blogspot.com/2009/05/makalah-dan-cinta-kasih.html